NUR FITRIANI

MODELING IS MY SOUL

Senyum menawan yang senantiasa disunggingkan saat melenggak-lenggok di atas catwalk adalah pesona tersendri bagi dara kelahiran Gowa, 2 Oktober 1997 ini. Dengan tubuh yang lampai, ia selaksana magnet bagi para fashionista, khususnya di Kota Makassar.
Ya, ia adalah Nur Fitriani, pelajar putih abu-abu di SMA Kartika Chandra Makassar, yang kini merupakan salah satu model terpopuler di Makassar. Putri bungsu dari lima bersaudara pasangan Kamba Lolla dan Lina Liana ini memang selalu tampak anggun, apalagi ia memang didukung oleh tubuh jenjangnya. Bukan itu saja, model penyuka traveling ini juga masih sangat belia dan tentu saja memiliki prospek yang cerah bagi kariernya di dunia model.
Diwawancarai di sela sesi foto untuk KATA HATIKU, pemilik tinggi 174 cm dan berat badan 50 kg ini mengungkapkan perihal kecintaannya terhadap dunia modeling yang tengah dirintisnya. Inilah ungkapan Fitri menyoal  dunia modelingnya kepada KATA HATIKU.

Foto: Effendy Wongso
Apa yang melatarbelakangi Fitri sehingga sangat tertarik terjun di dunia modeling?
“Menjadi seorang model merupakan cita-cita saya sejak kecil. Obsesi itulah yang membuat saya tertarik di dunia ini (catwalk), karena menurut saya dunia ini fun banget.”

Prestasi apa yang telah diraih Fitri selama menekuni dunia modeling?
“Banyak, ya. Di antaranya saya pernah meraih gelar (dinobatkan) sebagai Miss Trans 2011, Putri Duta Museum 2012, dan Putri Baju Bodo 2012, serta Putri Pertamax 2013.”

Bagi Fitri, apa sih yang harus dilakukan untuk menjadi seorang model profesional?
“Bagi saya, jika mengikuti suatu event, yang saya persiapkan pertama itu adalah mental. Kemudian kita juga harus mempersiapkan diri, apa-apa yang kita butuhkan (pembekalan).”

Sebagai seorang model, tentu Fitri memiliki figur model panutan. Nah, siapa-siapa saja sih model yang Fitri kagumi dan jadikan inspirasi bagi perkembangan karier Fitri di dunia modeling?
 “Tyra Banks… ia sangat terkenal sebagai model dunia. Yang menginspirasi saya (dari Tyra Banks) adalah kecerdasan dan kemampuannya mengorbitkan model-model baru kelas dunia.”

Foto: Effendy Wongso
Selain mendapat inspirasi dari figur model dunia (Tyra Banks), biasanya referensi untuk menjadi model yang baik (profesional), Fitri dapatkan dari mana saja?
“Referensi yang saya dapat biasanya dari majalah fashion, Fashion TV, dan orang yang berpengalaman tentang dunia model di sekitar saya.”

Oh ya, bagaimana dengan orang tua Anda. Maksudnya, apakah mereka mendukung karier Fitri di bidang modeling ini, mengingat usia Fitri kan sangat muda?
“Saya sangat di-support oleh kedua orang tua saya, karena (mereka) melihat bakat dan kemauan saya di dunia modeling, dan itu sudah menjadi cita-cita saya sejak kecil yang ingin menjadi model profesional.”

Bagaimana dengan studi Fitri, apakah tidak terganggu dengan aktivitas Fitri di dunia modeling?
“Alhamdulillah… selama ini semuanya berjalan lancar, baik sekolah maupun kegiatan saya di dunia modeling. Itu semua karena saya selalu berusaha bertanggung jawab terhadap pendidikan dan karier saya sebagai seorang model. Disiplin waktu sangat penting menurut saya agar semuanya bisa berjalan seimbang, dan itu sudah saya terapkan sejak saya masuk di dunia modeling.”

Foto: Effendy Wongso
Kendala apa yang Fitri rasakan saat berkarier di dunia model?
“Kendala saya adalah bahwa saya merasa persaingan di dunia modeling ini sangat ketat, dan saya belum bisa hijrah ke Ibu Kota Jakarta karena faktor pendidikan saya yang tidak bisa ditinggalkan, walaupun saya sering mendapat tawaran dari desainer-desainer Ibu Kota Jakarta untuk hijarah ke Jakarta.”

Pertanyaan terakhir, apa harapan (motivasi) Fitri bagi perempuan Indonesia, khususnya perempuan yang ada di Kota Makassar ini?
 “Saya berharap, khususnya perempuan yang ada di Kota Makassar, harus lebih mandiri dalam segala hal. Mandiri cara berpikir, mandiri cara bertindak, dan mandiri cara mengambil keputusan yang terbaik dalam hidupnya. Semua itu akan menunjang kita menjadi perempuan yang sukses di masa depan.”

Oke, terima kasih ya Fitri, atas waktunya (wawancara dan pemotretan).
“Sama-sama.” (blogkatahatiku.blogspot.com)    
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment