Showing posts with label FASHION. Show all posts
Showing posts with label FASHION. Show all posts
UNIK - Unik dan berkarakter. Itulah julukan yang pantas ditujukan kepada pada Laura Muljadi setelah ia terjun ke dunia modeling. Memiliki warna kulit yang berbeda dari model kebanyakan, justu membuat putri pasangan Yohanes Muljadi dan Catharina Tjahjadi ini makin diburu untuk dijadikan model di catwalk atau untuk pemotretan mode untuk fashion. BLOGKATAHATIKU/EFFENDY W
Laura Muljadi
Supermodel yang Peduli Nasib Anak Jalanan

BLOGKATAHATIKU - Unik dan berkarakter. Itulah julukan yang pantas ditujukan kepada pada Laura Muljadi setelah ia terjun ke dunia modeling. Memiliki warna kulit yang berbeda dari model kebanyakan, justu membuat putri pasangan Yohanes Muljadi dan Catharina Tjahjadi ini makin diburu untuk dijadikan model di catwalk atau untuk pemotretan mode untuk fashion.
Sebelum berkiprah di Indonesia, model berkulit gelap dan bertubuh jenjang ini sudah sukses melenggang di panggung catwalk internasional seperti Belanda, New Zealand, dan Filipina. Kini wanita kelahiran 21 Januari 1985 ini kembali berkiprah di Indonesia untuk memenuhi hasratnya di dunia modeling.
Termasuk dalam jajaran model papan atas dan rutin wara-wiri di catwalk dalam dan luar negeri, tak membuat Laura kehilangan jiwa sosial dalam dirinya. Saat menjalani profesinya sebagai model, Laura dikelilingi suasana glamour dengan gemerlap popularitas. Namun wanita low profile ini menemukan dunia baru yang mampu membuatnya bebas menjadi diri sendiri.
Dunia baru itu ditemukannya dalam sebuah perkumpulan bernama Komunitas Sahabat Anak. Komunitas ini rutin mengadakan sekolah gratis terhadap anak-anak jalanan yang tersebar di beberapa kawasan di Jakarta. Selama dua tahun belakangan, ia rutin mengisi jadwal mengajar setiap akhir pekan di kolong jembatan di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
Terjun membina  anak jalanan itu dapat memberikan kepuasan batin bagi Laura, karena ia bisa berbagi kepada anak-anak  yang membutuhkan. Ia mengakui happy mendidik anak-anak itu.
 “Saya mengajar bahasa Inggris dan Matematika kepada anak jalanan di Pasar Minggu,” kata Laura yang biasa dipanggil kakak oleh anak didiknya itu.
Wanita cantik yang pernah dinobatkan menjadi Face Icon  Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2010 lalu ini sangat bersemangat waktu ditanyakan tentang pengalamannya mendidik anak jalanan itu. Anak-anak itu, kata Laura, juga antusias untuk belajar bahasa Inggris. Komunitas Anak Jalanan itu  bahkan telah mengadakan Jambore Tahunan pada 7-8 Juli lalu.
“Buat saya, ini (kegiatan sosial) membuat saya happy sekali. Saya juga bisa belajar dari mereka, di mana mereka memiliki sifat yang pantang menyerah dan tidak cepat putus asa,”  kata Laura yang  waktu remaja mandi susu selama empat tahun supaya warna kulitnya berubah menjadi putih yang ternyata warna kulitnya  tidak berubah.
Ditemui seusai tampil di acara Femme di Hotel Grand Clarion, Jl AP Pettarani, Makassar, beberapa waktu lalu, Laura memaparkan sedikit perihal keseharian maupun aktivitas sosial yang digelutinya saat ini. Berikut ini hasil obrolan bersama model lulusan Manajemen Komunikasi dari Hogeschool Inholland, Belanda yang juga rutin mengisi Jakarta Fashion Week setiap tahunnya.

Sejak berapa lama Laura terlibat dalam aktivitas sosial ini, dan ada berapa banyak anak jalanan yang bergabung dalam Komunitas Sahabat Anak?

“Sudah kurang lebih dua setengah tahun saya  ikut membina anak jalanan yang bergabung dalam wadah Komunitas Anak Jalanan. Total di seluruh Jakarta ada 1200-an murid. Di Grogol sendiri ada 130-an anak. Untuk kawasan yang paling baru, di Kota (Jakarta Pusat), ada sekitar 60 orang. Untuk sukarelawannya, come and go, datang dan pergi saja. Mungkin ada sekitar 300 orang.”

Seperti apa cara Laura mengajar anak-anak di Komunitas Sahabat Anak?

“Saya biasanya mengajar setiap weekend, Sabtu untuk bahasa Inggris dan Minggu Matematika. Mereka itu senang sekali belajar bahasa Inggris. Kami sering membawa teman-teman pemain sepak bola, artis, pramugari, untuk bercerita tentang profesi mereka. Sebelumnya, kami beri tahu kepada anak-anak minggu depan temanya apa dan siapa yang akan datang, jadi mereka sudah bisa mempersiapkan. Mereka senang sekali kalau diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka berbahasa Inggris. Jadi, jangan sedih, Kak, mereka ternyata pintar-pintar.”

Pernah bertemu anak-anak didik di jalan?

“Ya, saya ada pengalaman lucu. Waktu itu aku naik bis dengan sesama pengajar juga, lalu kita turun di depan MPR. Tiba-tiba ada anak kecil yang sedang mengamen, dia mengejar saya sambil teriak, ‘Kakak, Kakak!’. Waktu saya lihat, ternyata itu ‘anak’ (murid) saya. Kadang saya suka bingung juga. Misalnya, mereka tinggal di Grogol, tetapi saya sering bertemu juga di dekat Bandara Cengkareng. Saya juga pernah ketemu mereka di dekat kantor JIM, gensi model tempat saya bernaung di Melawai.”

Seperti apa sebenarnya kehidupan anak jalanan?

“Mereka dewasa terlalu cepat, karena mereka harus mencari uang. It’s all about the money in their mind. Karena pendidikannya berbeda, mereka juga lebih kasar. Mereka ada yang bekerja untuk orang tuanya, ada juga yang bekerja untuk ‘agen’. Jadi kalau ingin mereka maju, stop memberi uang. Kalau kita peduli dengan pertumbuhan mental mereka, jangan beri uang.”

Bagaimana dengan imej Laura sebagai model yang serba glamor? Maksudnya, sebagai super model (peragawati terkenal), apakah seorang  Laura Muljadi, tidak canggung atau risih menjalani aktivitas sosial yang, maaf, terkesan lusuh dan kumuh?

“Terjun membina anak jalanan itu, tidak membuat saya khawatir tidak bisa memperagakan busana branded. Ya, tergantung kita membawakannya. Sebenarnya, saya ingin mereka (agensi model) mengenal dan memperlakukan saya sebagai diri sendiri. Waktu saya kerja sebagai model, saya memang dituntut menjadi glamor. Waktu saya jadi diri sendiri (sebelum terjun di dunia model), saya tidak (glamor) begitu. Saya tidak takut kalau ada klien model yang lihat saya di kolong jembatan dengan penampilan berantakan. Seperti inilah saya. Saya senang bisa membantu mereka seperti ini. Kalau ada yang bilang saya sering bergaul dengan anak jalanan, saya jawab iya. Toh, saya bisa tetap bersih, it’s not a problem. Tahun lalu, saya ajak Domi (Dominique Diyose, sesama model papan atas). Saya bilang sama Domi, jangan takut, mereka tidak akan macam-macam. Karena waktu mereka mau bertemu kita, mereka selalu pakai baju paling bagus dan sebisa mungkin menunjukkan yang terbaik."

Anak-anak didik tahu pekerjaan Laura yang sebenarnya?

“Dulu saya sempat ada kerjaan model pagi-pagi, dan pulangnya harus langsung mengajar. Saya yang biasanya mengajar pakai celana pendek, rambut lurus digerai, hari itu datang dengan rambut dikeriting dan make up lengkap. Mereka tanya, apa pekerjaan saya, lalu saya jawab kalau saya model.”

Apa kegiatan yang telah digelar Komunitas Sahabat Anak selama ini?

“Selain mengajar seperti biasa, pada 7-8 Juli barusan kami akan mengadakan Jambore Tahunan di Bumi Perkemahan Cibubur. Kami berusaha sebisa mungkin untuk mengajarkan anak-anak agar tetap higienis dengan menyediakan antiseptik sampai obat kutu rambut. Untuk membiayai kegiatan ini, kami membuat bazar, berjualan voucher, dan mencari donatur.”

Oke, terima kasih atas waktu yang Laura berikan kepada kami, ya?


“Sama-sama.”
MODELING IS MY SOUL

Senyum menawan yang senantiasa disunggingkan saat melenggak-lenggok di atas catwalk adalah pesona tersendri bagi dara kelahiran Gowa, 2 Oktober 1997 ini. Dengan tubuh yang lampai, ia selaksana magnet bagi para fashionista, khususnya di Kota Makassar.
Ya, ia adalah Nur Fitriani, pelajar putih abu-abu di SMA Kartika Chandra Makassar, yang kini merupakan salah satu model terpopuler di Makassar. Putri bungsu dari lima bersaudara pasangan Kamba Lolla dan Lina Liana ini memang selalu tampak anggun, apalagi ia memang didukung oleh tubuh jenjangnya. Bukan itu saja, model penyuka traveling ini juga masih sangat belia dan tentu saja memiliki prospek yang cerah bagi kariernya di dunia model.
Diwawancarai di sela sesi foto untuk KATA HATIKU, pemilik tinggi 174 cm dan berat badan 50 kg ini mengungkapkan perihal kecintaannya terhadap dunia modeling yang tengah dirintisnya. Inilah ungkapan Fitri menyoal  dunia modelingnya kepada KATA HATIKU.

Foto: Effendy Wongso
Apa yang melatarbelakangi Fitri sehingga sangat tertarik terjun di dunia modeling?
“Menjadi seorang model merupakan cita-cita saya sejak kecil. Obsesi itulah yang membuat saya tertarik di dunia ini (catwalk), karena menurut saya dunia ini fun banget.”

Prestasi apa yang telah diraih Fitri selama menekuni dunia modeling?
“Banyak, ya. Di antaranya saya pernah meraih gelar (dinobatkan) sebagai Miss Trans 2011, Putri Duta Museum 2012, dan Putri Baju Bodo 2012, serta Putri Pertamax 2013.”

Bagi Fitri, apa sih yang harus dilakukan untuk menjadi seorang model profesional?
“Bagi saya, jika mengikuti suatu event, yang saya persiapkan pertama itu adalah mental. Kemudian kita juga harus mempersiapkan diri, apa-apa yang kita butuhkan (pembekalan).”

Sebagai seorang model, tentu Fitri memiliki figur model panutan. Nah, siapa-siapa saja sih model yang Fitri kagumi dan jadikan inspirasi bagi perkembangan karier Fitri di dunia modeling?
 “Tyra Banks… ia sangat terkenal sebagai model dunia. Yang menginspirasi saya (dari Tyra Banks) adalah kecerdasan dan kemampuannya mengorbitkan model-model baru kelas dunia.”

Foto: Effendy Wongso
Selain mendapat inspirasi dari figur model dunia (Tyra Banks), biasanya referensi untuk menjadi model yang baik (profesional), Fitri dapatkan dari mana saja?
“Referensi yang saya dapat biasanya dari majalah fashion, Fashion TV, dan orang yang berpengalaman tentang dunia model di sekitar saya.”

Oh ya, bagaimana dengan orang tua Anda. Maksudnya, apakah mereka mendukung karier Fitri di bidang modeling ini, mengingat usia Fitri kan sangat muda?
“Saya sangat di-support oleh kedua orang tua saya, karena (mereka) melihat bakat dan kemauan saya di dunia modeling, dan itu sudah menjadi cita-cita saya sejak kecil yang ingin menjadi model profesional.”

Bagaimana dengan studi Fitri, apakah tidak terganggu dengan aktivitas Fitri di dunia modeling?
“Alhamdulillah… selama ini semuanya berjalan lancar, baik sekolah maupun kegiatan saya di dunia modeling. Itu semua karena saya selalu berusaha bertanggung jawab terhadap pendidikan dan karier saya sebagai seorang model. Disiplin waktu sangat penting menurut saya agar semuanya bisa berjalan seimbang, dan itu sudah saya terapkan sejak saya masuk di dunia modeling.”

Foto: Effendy Wongso
Kendala apa yang Fitri rasakan saat berkarier di dunia model?
“Kendala saya adalah bahwa saya merasa persaingan di dunia modeling ini sangat ketat, dan saya belum bisa hijrah ke Ibu Kota Jakarta karena faktor pendidikan saya yang tidak bisa ditinggalkan, walaupun saya sering mendapat tawaran dari desainer-desainer Ibu Kota Jakarta untuk hijarah ke Jakarta.”

Pertanyaan terakhir, apa harapan (motivasi) Fitri bagi perempuan Indonesia, khususnya perempuan yang ada di Kota Makassar ini?
 “Saya berharap, khususnya perempuan yang ada di Kota Makassar, harus lebih mandiri dalam segala hal. Mandiri cara berpikir, mandiri cara bertindak, dan mandiri cara mengambil keputusan yang terbaik dalam hidupnya. Semua itu akan menunjang kita menjadi perempuan yang sukses di masa depan.”

Oke, terima kasih ya Fitri, atas waktunya (wawancara dan pemotretan).
“Sama-sama.” (blogkatahatiku.blogspot.com)    
Previous PostOlder Posts Home