THE POWER OF KEPEPET SEBAGAI BUKTI SUKSES

Foto: Effendy Wongso
The Power of Kepepet judul sebuah buku yang pernah populer di awal 2012 lalu memang telah dibuktikan kebenarannya oleh seorang pengusaha sukses yang membuka usaha coffe shop dengan nama Zodiac Cafe and Resto. Adalah Andi Pangerang Pelealu sebagai pemilik yang telah mengalami pahit manisnya dunia usaha akhirnya menuai sukses.
 “Saya mengubah konsep teknis perusahaan saya hanya dalam sehari, tanggal 18 saya masih menggunakan franchise saya, tanggal 19 saya sudah mengganti nama dan konsep perusahaan saya,” ujarnya kepada KATA HATIKU di Zodiac Cafe and Resto, Jalan Bontolempangan, Makassar, beberapa waktu lalu.
Hal ini dipaparkannya terkait kegagalan yang pernah dialaminya dalam menjalankan usaha. Selepas menyelesaikan studinya di jurusan bisnis manajemen pada universitas terkemuka di Sidney, Australia, ia kembali ke Indonesia untuk melihat potensi bisnis yang tengah berkembang.
Keinginannya untuk membuka coffe shop memang telah tumbuh sejak masih menduduki bangku SMA di SMA Katolik Cendrawasih. Pria kelahiran Kupang, 27 Agustus 1987 ini menceritakan tentang seorang guru perpustakaan yang mengisi jam pelajaran kosong. Guru itu meminta kepada siswa untuk membuat rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Dalam rencana jangka panjangnya, ia bermimpi akan membuka sebuah perusahaan coffe shop.
Sejak saat itu cita-citanya adalah membuka coffe shop, bertepatan dengan kedatangannya kembali ke Indonesia pada 2010 lalu, di mana usaha coffe shop sedang menjamur di berbagai kota, tidak ketinggalan juga Kota Makassar yang menjadi pintu gerbang perkembangan usaha di kawasan timur Indonesia.

Hadapi Banyak “Ujian”
Bungsu dari tiga bersaudara yang mengaku tak mahir bahasa Mandarin ini, melihat hal ini sebagai peluang. Ia kemudian mencari franchise coffe shop untuk dikembangkan di Makassar. Dari sinilah awal “ujian” yang dihadapinya selepas dari bangku kuliah.
“Meski dibesarkan di Makassar sejak kelas 1 SD hingga SMA, saya tidak tahu banyak tentang jalur birokrasi pemerintahan untuk mendapatkan izin usaha. Karena itulah, saya menggunakan jasa orang lain untuk mengurus perizinan,” jelas pria yang akrab disapa Andi ini.
Menjelang tiga bulan persiapan untuk menjalankan usaha, runutnya, ia mempertanyakan izin usahanya namun belum ada hasil. Menjelang dua minggu ada kabar bahwa surat izin usahanya sudah terbit dan usahanya bisa berjalan.
Namun ternyata dua minggu setelah usahanya berjalan, pria yang masih berstatus lajang ini mendapat surat panggilan dari pemerintah karena belum mengantongi surat izin usaha. Meski demikian, ia bersabar dan menghentikan usahanya sembari menunggu surat izin usaha dikeluarkan oleh pemerintah.
Setelah menunggu selama tujuh bulan, ternyata surat izin belum juga didapatkannya. Nasib 30 orang karyawannya tidak menemui kejelasan. Kendati demikian, pria yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga pengusaha ini tidak putus asa. “Kalau orang mau sukses, tidak boleh punya mental kerupuk,” tegasnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk mencari tempat lain, dan di lokasi inilah perusahaannya mulai bangkit. Ia berhasil mengantongi surat izin dan kemudian memulai usaha franchise-nya. Namun ternyata masalah tidak berhenti sampai di situ. Setelah tujuh bulan berjalan, beberapa masalah antara pihaknya dan franchisor terjadi. Franchisor tidak menjalankan perjanjian sesuai dengan kesepakatan awal mereka.
Beberapa masalah yang menemui kebuntuan akhirnya membuatnya mengambil keputusan tegas untuk menarik diri dari bisnis franchise ini, dan mulai membangun usaha sendiri dengan brand baru. “Meski konsep tentang coffe shop sudah sejak lama saya pikirkan, namun konsep teknis seperti logo, brand, dan desain kafe hanya disiapkan dalam sehari,” ujar Andi.
Demikian juga dengan menu dan makanan yang menjadi ciri khasnya. Andi meluncurkan menu-menu baru dengan menggabungkan menu masakan yang didapatkan dari bangku kuliah dengan resep keluarga. Alhasil, saat ini ia mampu meraih omset hingga Rp 13 juta sejak dibuka 19 Maret tahun lalu. Meski ia mengaku pada hari biasa atau pada hari kerja, ia hanya mampu meraup omset sebesar Rp 5 juta.
Meski dalam waktu singkat Andi telah membuka cabang di Parepare, dan awal tahun depan akan membuka gerai franchise di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, namun ia tidak berbangga diri. “Saya berharap dalam lima tahun mendatang, perusahaan saya telah memiliki 20-30 franchise yang kesemuanya produktif,” ungkapnya.
Menurut Andi, ia tidak ingin terburu-buru dalam mengembangkan usaha. Ia menginginkan cabang-cabang yang akan dibuka ke depan membawa hasil yang baik untuk mitranya. Mengambil pelajaran dari kegagalan di masa lalu, ia menganggap bahwa kemitraan yang akan dibangun ke depan berlandaskan pada kepercayaan. “Mitra itu harus saling mempercayai,” tandasnya.

Menu Tema Zodiac
Andi juga memaparkan keunggulan perusahaannya yang selalu menyediakan kebutuhan konsumen, di mana ia menyediakan note untuk saran-saran demi kepuasan konsumen. Selain itu, berdasarkan namanya zodiac, ia selalu mengganti tema-tema sesuai nama zodiac tiap bulan, mulai dari menu hingga desain, dan menyediakan merchandise yang terkait dengan zodiac bulan itu.
Ia juga tidak ragu untuk membuat event-event unik untuk mendatangkan pelanggan seperti zodiac idol, zodiac gangnam style, zodiac hallowen, dance, dan live music dari band lokal. Kafe dengan slogan “your life journey begin here” juga terbuka untuk semua kalangan dan komunitas di Makassar.
Satu lagi resep sukses Andi yaitu selalu beradaptasi dengan perubahan tren. Menurutnya, meski berat namun seorang pengusaha harus terus melangkahkan kaki ke depan untuk mencapai kesuksesan. Namun demikian, tetap harus memiliki originalitas dan mencintai produk lokal. (blogkatahatiku.blogspot.com)
Oleh Effendy Wongso

Jangan gulanai aku dengan durja 
Sebab hingar benar aku direcok rindu 
Menjauhlah Amor 
Jangan ganggu aku dengan asmara

Sahabat, 
Amor adalah elegi 
Ia datang bersangu cinta 
Meniti prominade dari pelangkah 
yang babur oleh kabil

Sepagi ini kita hanya mematung 
Menghitung tetes embun yang sirna 
Adakah bilangan itu ‘kan kembali? 

Ragu ini menguak 
Seperti embun yang menguap 
Lalu kita terdiam seabad 
Sampai menjadi sano


Oleh Weni Lauwdy Ratana

Guan Yin Pu Sha merupakan sosok totem yang sangat dipuja dalam masyarakat Tiongkok meski di dalam kepercayaan buddhisme sosok maharesi ini yang disebut juga Avalokitesvara Bodhisatva. Ia terlahir dari sebuah keluarga kerajaan yang terletak di salah satu daerah perbatasan Tiongkok dan Jambudhipa, kini India. Ia mengaplikasin kebajikan dan welas asihnya kepada semua umat manusia. Tanpa pamrih dan penuh ketulusan. 

***

Guan Yin  berharfiah ‘Maha Mendengar Derita para Jelata’ merupakan salah satu sosok totem yang sangat luhur dan berhati lembut. Ia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menolong manusia yang tengah dilanda musibah. Ia pasti akan menolong manusia yang tengah menderita jika benar-benar dan sungguh-sungguh berdoa memohon kehadiratnya.
Pada kekuasaan Dinasti Han, ia merupakan putri ketiga Kaisar Miao Zhuang yang bernama Putri Miao Shan. Setelah melalui serangkaian perbuatan baik maka ia mencapai ‘pencerahan’ menjadi dewi Langit. Namun sesungguhnya, tidak dengan sertamerta ia meraih puak terhormat Langit. Dan ihwalnya adalah Shung Ma Tong, sang Pangeran yang hidup di Jambudipa, kinia India. Lalu selang kekalpa berikutnya, ia dulunya adalah sesosok dewa reinkarnasis Po Luo Men yang sangat dihormati.
Jadi Shung Ma Tong dan Po Lue Men adalah replikasi yang menggandakan diri menjadi dua dan melaik demi pengabdian kemanusiaan yang diamanati Langit. Mereka lalu menjelma jelata dalam berbagai versinasi, melarung di dalam penderitaan itu sendiri. Mengobati sang Pesakit. Menyembuhkan sang Terluka. Mengusir sang Pebatil. Dan mengurniai sang Pebajik. Lalu dalam guliran kekalpa, pengejewantahan kebajikan mengubah ‘mereka’ dalam lentuk-lentuk figur yang sampai saat ini dikenang sebagai Guan Yin dan Da Shi Zhi. Mereka kemudian menjadi bentara bagi Amitabha Tataghata yang masing-masing mengapit di sebelah kiri dan kanan. Mereka bertiga kerap disebut Trinitas Xi Fang San Sheng, Si Pembawa Berkah Kebajikan nan Welas Asih, yang akan mengurus pengetahuan akan kesadaran dan kebaikan.
Replikasi reinkarnasis yang jelmais dalam bentuk-bentuk kelahiran pernah menakdirkan Guan Yin sebaai seorang laki-laki dan perempuan. Ihwal sosoknya yang lelaki pernah berlaku selama menjalani reinkarnasis dalam suatu masa, dan sebaliknya dalam suatu masa pula ia pernah jelma perempuan. Pada saat menjadi putri ketiga Kaisar Miao Zhuang, ia mereplika perempuan dan saat itu, saat mencapai ‘pencerahan’, ia mendapat gelar Qiang Shou Guan Yin atau Guan Yin Dewi Tangan Seribu. Dikisahkan pula saat menjelata, ia akan dapat mereplik dirinya dalam tigapuluh tiga bentuk. Dalam masa kekuasaan Dinasti Yuan, melegendalah sosok Guan Yin sebagai salah satu totem terpopuler sehingga ia menjadi simbolik welas asih yang dirunuti sebagai si Dewi Anggun Beraura Putih dari berbagai aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sejak itu pulalah polemik yang terjadi dalam masyarakat Tionghoa sendiri yang menyatakan bahwa apakah Guan Yin adalah perempuan atau lelaki lantak sudah oleh satu hal:
Maharesi Guan Yin adalah replika kebajikan yang ditakdirkan Langit untuk dapat mengubah sosoknya menjadi perempuan dan lelaki. Dan jika yang paham akan siklus reinkarnasi, bahwa hal tersebut merupakan lumrah dan kegaliban yang terjadi pada semua makhluk hidup!

***

Namun lepas dari semua polemik yang berkembang baur, sosok Guan Yin yang mengultus adalah ketika ia jelma Putri Miao Shan, putri ketiga dari Kaisar Miao Zhuang. Alkian sewaktu buddhisme merambah ranah Tionggoan, ajaran moralitas tersebut berasimilasi dengan kebudayaan besar Han di sana. Sosok Miao Shan melamur dan diversikan dalam gambaran ala Han. Maka Guan Yin pun melamur dalam tatanan masyarakat setempat. Ia yang kental menuansa Jambudhipa di-Tionggoan-kan supaya dapat terselami oleh pencerapan benak masyarakat Tionghoa kala itu.
Tersebulah dalam versi ala Han bahwa saat Miao Shan memutuskan menjadi biksuni, maka sang Ayahanda Kaisar Miao Zhuang tidak setuju dan memerintahkan putri ketiganya itu untuk bunuh dir saja. Pedang diangsurkan pada putri bungsunya itu untuk melaksanakan harakiri. Namun keajaiban seolah diturunkan Langit, pedang yang merancap pada dadanya malah patah berkeping-keping, dan sama sekali tidak melukai Putri Miao Shan. Setelah upaya pembunuhan diri putri yang berhati luhur itu gagal, maka ia diusir dan diasingkan ke sebuah daerah perbukitan. Di sana, Putri Miao Shan benar-benar mendalami inti kebajikan dari semedi yang dilakukannya. Jelang beberapa waktu dalam masa permenungan yang dilaluinya dengan sungguh-sungguh, maka ia pun mencapai ‘pencerahan’.
Waktu yang berlalu demikian cepat kembali memanggilnya pulang. Kala itu sang Ayahanda dirundung sakit. Tak ada tabib yang dapat menyembuhkan Sang Kaisar. Maka menjelmalah Putri Miao Shan sebagai biksuni tabib, dan mengatakan jika obat mujarab yang dapat menyembuhkan Sang Kaisar hanyalah jejamu yang dicampur dengan bagian potongan otot dan bola mata cungkilan dari darah dagingnya sendiri.
Maka Putri Miao Shan kembali menjelma sebagai dirinya kembali, dan rela melakukan pengorbanan itu demi kesembuhan sang Ayahanda yang pernah menampiknya. Di situ pulalah ihwal ia menjadi Dewi Tangan Seribu. Ketika sang Ayahanda menitah pembuatan sebuah rupam bagi putrinya yang kelana, maka aplikasi tersebut diterjemahkan salah oleh perupa terbaik di negeri Han. Deskripsi kekeliruan pembuatan rupam itu melegenda, dan malah mewangi menjadi seribu tangan kebajikan dan seribu mata kearifan. (blogkatahatiku.blogspot.com)
Foto: Dok KATA HATIKU
Saat ini, komunikasi tidak hanya dapat dilakukan secara verbal atau lisan, juga melalui teks, bernaskah ataupun tidak. Akan tetapi, ada kalanya manusia berkomunikasi melalui bahasa tubuh. Di dalam dunia bisnis dan pergaulan, bahasa tubuh atau “body language” adalah sesuatu hal yang sangat penting. Mengapa? Ini supaya Anda dapat membaca pikiran dan suasana hati lawan bicara Anda.
Jauh sebelum manusia mengenal kata dan aksara, anggota badan merupakan media yang paling umum digunakan dalam berkomunikasi. Setiap gerakan, bahkan hanya sekadar anggukan dan acungan jari tangan saja memiliki makna tersendiri. Masihkah Anda ingat dengan Charlie Chaplin? Aktor legendaris dengan kumis yang lucu ini adalah salah satu pionir keterampilan bahasa tubuh. Karena pada zamannya, bahasa tubuh merupakan satu-satunya alat berkomunikasi di film.

MEMAHAMI KONDISI EMOSI

Dewasa ini, di saat teknologi internet mempermudah semua kendala komunikasi, gerak tubuh manusia masih berguna untuk mengetahui “peta” lawan bicara. Karena bahasa tubuh merupakan sebuah pantulan yang terpancar dari kondisi emosional seseorang. Lalu dimanakah “kunci” dalam membaca bahasa tubuh seseorang? Agar dapat membaca bahasa tubuh lawan bicara, Anda harus mampu memahami kondisi emosi seseorang sementara mendengarkan apa yang ia ucapkan dan memerhatikan situasi saat kata-kata tersebut diucapkan.
Beruntunglah Anda, para wanita memiliki kemampuan lahiriah untuk menangkap dan membedakan isyarat-isyarat non verbal, sekaligus mata yang lebih akurat untuk hal-hal yang sifatnya detil. Hal tersebut sering kali disebut sebagai “intuisi” atau “naluri”. Inilah sebabnya mengapa hanya sedikit suami yang dapat berbohong kepada istrinya dan mengapa juga, sebaliknya, banyak wanita dapat berbohong tanpa disadari pasangannya.
Sebagai pembaca bahasa tubuh pemula, ada tiga aturan main untuk membaca dengan akurat. Pertama, membaca sikap tubuh secara berkelompok. Hindari mengartikan sebuah gerak tubuh secara terpisah dari gerak tubuh atau situasi lainnya. Ingatlah, bahasa tubuh sama seperti bahasa verbal yang memiliki kata, kalimat, dan penekanan. Sehingga mengartikannya secara terpisah sama halnya dengan mencari arti sebuah kata bahasa asing di dalam kamus. Sebagai contoh seseorang yang menggaruk kepalanya dapat berarti ketidakpastian, namun juga bisa menandakan kepalanya gatal karena ketombe. Maka, agar dapat membaca dengan akurat, selalu carilah kelompok isyarat (gerak tubuh). Seperti misalnya, gerak tubuh yang berulang-ulang menunjukkan seseorang berada dalam kondisi bosan atau sedang stres. Misalnya adalah menyentuh atau memilin-milin rambut menunjukkan seseorang sedang cemas atau tidak yakin, sedangkan jika tangan diletakkan ke wajah, dengan telunjuk menunjuk ke pipi sementara jari lainnya menutup mulut dan ibu jari menopang dagu menunjukkan seseorang sedang memberikan penilaian penting.
Aturan kedua adalah perhatikan keselarasan verbal dan non-verbal ketika seseorang berbicara. Wanita biasanya lebih mengandalkan pesan non-verbal dan mengesampingkan kandungan verbal. Ketika kata-kata dan bahasa tubuh seseorang saling berlawanan, wanita akan mengacuhkan kata-kata yang diucapkan. Seorang psiko-analisis kenamaan Sigmund Freud, pernah mendapatkan seorang pasien yang menceritakan kebahagian rumah tangganya, sambil secara tidak sadar melepaskan cincin pernikahan dari jarinya. Freud pun menyadari makna dari gerak-gerik si pasien, dan tak terkejut ketika akhirnya sang pasien mengungkapkan masalah perkawinannya.
Hal terakhir yang menjadi aturan main dalam membaca gerak tubuh adalah sesuai dengan konteksnya. Semua bentuk isyarat tubuh harus dipertimbangkan di dalam konteks gerak tersebut terjadi. Misalnya, ketika hari hujan dan cuaca dingin seseorang menunggu di sebuah halte bus dengan lengan dan tungkai kaki disilangkan dengan rapat dan dagu direndahkan, kemungkinan besar ia sedang kedinginan, bukan menunjukan sifat defensif. Namun, jika gerakan itu terjadi pada seseorang ketika Anda sedang mempresentasikan ide Anda di tengah-tengah rapat, maka gerakan tersebut berarti ia tidak menyetujui atau menolak gagasan yang sedang dikemukakan.
Kami akan membantu Anda agar dengan segera dapat mempraktekkan membaca gerak tubuh lawan bicara Anda. Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat Anda perhatikan dengan saksama ketika berbincang dengan lawan bicara Anda.

Pesona Keajaiban dari Sebuah Senyuman

Siapa yang tidak suka mendapatkan seulas senyum manis? Akan tetapi, berhati-hatilah, jangan-jangan senyum yang disunggingkan rekan Anda merupakan senyum palsu. Ya! Seperti halnya produk fesyen dengan merek terkenal, senyum pun kerap kali dipalsukan. Kenalilah senyum sejati orang di hadapan Anda. Senyum alami, biasanya menghasilkan keriput khas di sekeliling mata, sedangkan orang yang tidak tulus hanya tersenyum dengan mulutnya.
Pada dasarnya tersenyum dan tertawa dianggap sebagai sebuah ekspresi yang menunjukkan seseorang sedang bahagia. Di bawah ini adalah jenis-jenis senyuman paling umum yang mungkin biasa Anda lihat sehari-hari.

Garis Bibir Terkatup
Kedua bibir terentang dengan kencang,  membentuk garis lurus dan gigi tidak terlihat. Senyum jenis ini memberi kesan orang tersebut sedang menyimpan rahasia atau menahan pendapat yang tidak ingin ia bagikan kepada orang lain.

Garis Miring
Senyuman jenis ini menunjukkan emosi yang berlawanan pada setiap sisi wajah. Senyum ini dianggap tidak lazim di dunia Barat dan biasanya dilakukan dengan sengaja. Makna dari senyum ini biasanya berarti sindiran atau sarkasme.

Garis Rahang Terbuka
Senyuman ini mengingatkankan senyum khas mendiang Heath Ledger di film Batman, dalam perannya sebagai Joker. Di kehidupan nyata  banyak selebritas yang sering menggunakannya juga. Bahkan para calon anggota legislatif Indonesia pun tidak segan memajang senyum seperti ini pada foto kampanyenya yang terpampang pada poster-poster yang bertebaran. Makna dari senyuman ini sebenenarnya adalah untuk menyampaikan reaksi bahagia kepada khalayak atau mencari dukungan.

Garis Melirik ke Samping dan Atas
Siapa pun yang tersenyum dengan kepala sedikit ditundukkan ke bawah dan dipalingkan ke samping, mata melirik ke arah atas, dan tersenyum dengan bibir terkatup, maka orang ini akan tampak lebih muda seperti  layaknya remaja, menggoda, dan menyimpan rahasia. Senyum pura-pura malu ini menjadi andalan mendiang Lady Diana dulu semasa hidupnya, selain itu ternyata jenis senyuman seperti ini menjadi favorit para pria. Karena senyum ini membangkitkan perasaan parental pria, sehingga mereka ingin melindungi dan menyayangi wanita. Senyum ini memang jurus terjitu untuk merebut hati orang di mana-mana. (blogkatahatiku.blogspot.com)
Interaksi Humanistik melalui Mediasi Medis

Foto: Effendy Wongso
Jiwa sosial dan keterpanggilan untuk senantiasa membantu sesama, telah tertanam sejak lama dalam diri seorang Cencen. Sejak SMA, dokter gigi bernama lengkap drg Cencen Tjandi Yanto Sp.Pros ini mengaku sudah “care” terhadap humanitas sekitarnya.
Untuk itulah, melalui dunia medis yang diyakininya dapat mendekatkan ia dengan kehidupan sosial dari berbagai strata dan kalangan ini, melecutnya untuk menjadi salah satu pengabdi di bidang kesehatan.
Ditemui di klinik giginya, Diamond Dental Care, Jalan Boulevard Raya, Kompleks Ruko Cempaka 21, Panakkukang Mas, Makassar, beberapa waktu lalu, Cencen, demikian ia disapa, mengungkapkan perihal kepeduliannya yang demikian besar terhadap interaksi kemanusiaan, khususnya di bidang kesehatan, juga muasal klinik gigi yang dibangunnya bersama sang suami, Christian T Setyawan (48).
“Pemenuhan panggilan jiwa terhadap sesama itu lebih mudah melalui mediasi dunia medis. Kenapa saya katakan demikian, karena di dalam bidang medis itu ada satu kesempatan untuk mendekati orang dari berbagai tingkatan sosial ekonomi, dan juga dari berbagai kultur. Maksudnya, dari segi medis itu lebih mudah,” ungkap alumni Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin, Makassar, 1999 ini.
Sementara itu, terkait klinik miliknya yang terletak di daerah bisnis Panakkukang, ibu dari Joshjibriliano (12) ini menerangkan, ia dan suaminya tak sekadar membangun klinik berdasarkan business oriented, akan tetapi hal itu lebih kepada tatanan manajerial saja, sehingga pola kerja kliniknya tersebut betul-betul mempunyai satu standarisasi.
“Ya, ini terbukti, misalnya, kami bermainnya di level menengah ke atas (AB). Kenapa saya katakan begitu, karena biaya yang dikeluarkan untuk peralatan, juga sterilisasi, itu memang nilainya mahal. Contoh, sterilisasi di sini sampai empat tahapan,” terang wanita kelahiran Makassar, 20 Januari 1974 ini.
Yang pasti, urainya, sterilisasi terhadap gigi di Diamond Dental Care dilakukan semaksimal mungkin sesuai aturan yang mesti dilakukan. “Sehingga tingkat kesterilan sangat memenuhi standar.”
Dijelaskan anak keempat dari tujuh bersaudara ini, konsep kliniknya pun berbeda dengan klinik lain, di mana ia lebih mengutamakan kenyamanan bagi pasien. “Diamond Dental Care didesain dengan ruang yang lapang. Artinya, pasien yang datang kemari dapat merasa lega dan tidak merasa stres. Ya, ini konsep ruang yang kami tawarkan selain jiwa pelayanan kami tentu saja.”
Menyoal filosofi yang diyakininya penting untuk pemulihan kesehatan gigi pasien, Cencen menerangkan jika dirinya mengutamakan komunikasi yang berkesinambungan dengan pasien. Tak hanya sekadar mengobati, diakuinya bila selepas pasiennya berobat, maka ia selalu intensif menanyakan perkembangan pascaperawatan sang pasien di kliniknya.
“Ya, ini salah satu metode perawatan secara psikologis. Jika kita ‘care’ terhadap pasien, maka orang secara sugesti akan merasa ada sentuhan ‘spiritual’, sehingga itu juga membantu mempercepat proses penyembuhan pasien,” ungkap wanita yang hobi traveling dan baca buku ini.

Spesialis Prostodonsia

Selama menjalankan kliniknya yang sudah berdiri kurang lebih setahun tersebut, dokter gigi bernama Tionghoa, Toh Cen Cen ini mengatakan belum menemui kendala berarti. “Kendala biasanya hanya terdapat pada kurangnya pemahaman orang terhadap pentingnya perawatan gigi.”
Cencen menyebut, biasanya orang tidak peduli terhadap kesehatan giginya meskipun secara sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan mereka sebenarnya mampu, akan tetapi kurangnya pengertian bahwa gigi adalah bagian penting dari tubuh yang harus dirawat, sehingga mereka mengabaikan hal tersebut.
“Kadang-kadang orang lebih mementingkan mengeluarkan uang mereka untuk hal-hal yang tidak penting ketimbang harus melakukan perawatan gigi. Padahal kita ketahui kan, gigi merupakan salah satu aset terpenting dan berharga manusia,” sesal penyuka kuliner ayam goreng ini.
Alumni pascasarjana Spesialis Prostodonsia (Sp.Pros) Unhas 2012 ini menyontohkan, orang-orang lebih rela membeli gadget mahal seperti HP atau Ipad dibandingkan bila merawat gigi mereka. “Ya, bukannya saya melarang orang untuk membeli barang-barang tersebut, tapi saya berharap orang-orang dapat menimbang, sebenarnya keperluan yang mendesak dan perlu itu apa. Yang mana yang mesti ditunda, dan yang mana yang harus didahulukan pada saat itu.”
Untuk itu pulalah, saat melayani pasiennya, wanita bershio Kerbau ini senantiasa menularkan pemahaman tentang pentingnya perawatan gigi. “Saya akui, memang tidak semua pasien dapat rutin memeriksakan kesehatan giginya pascaperawatan gigi di Diamond Dental Care karena sesuatu dan lain hal, tapi sebisa mungkin saat sedang melakukan perawatan, sayalah yang selalu menanyakan bagaimana perkembangan kesehatan gigi mereka, apakah ada keluhan atau bagaimana, tapi biasanya mereka katakan tidak ada. Ya, syukurlah, ini berarti mereka memang sudah ‘trust’ kepada kami.”
Cencen menyebut, hal itu merupakan ‘feed-back’yang positif setelah melakukan perawatan gigi di kliniknya. Ia juga berharap, klinik gigi Diamond Dental Care dapat menjadi medium medis yang edukatif di tengah masyarakat yang sarat dengan tren permasalahan dan kasus-kasus kesehatan pada gigi. “Visi kami sederhana saja ya, di mana kami berhadap dapat meng-influence masyarakat agar lebih paham terhadap kesehatan gigi. Selain itu, kami juga dapat menjadi medium yang membantu orang-orang dalam menghadapi persoalan kesehatan gigi.”
Memang, diakuinya, untuk mewujudkan pemahaman terhadap pentingnya kesehatan gigi kepada masyarakat secara frontal tidaklah mudah, akan tetapi ia yakin dengan menerapkan standar dan prosedur yang baik, misalnya dengan menyediakan alat mutakhir dan bahan-bahan berkualitas tinggi seperti kawat gigi, maka orang-orang akan merasakan manfaat yang besar setelah melakukan perawatan gigi di kliniknya.
“Apalagi, kebetulan klinik kami berdiri di kawasan bisnis Panakkukang, jadi tidak terlalu sulit memberikan pemahaman pentingnya arti kesehatan gigi karena masyarakat di sini kan rata-rata memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan yang tinggi,” ujarnya.

Appointement Service

Dokter gigi berparas ayu yang ditemani seorang drg Yenni Phieter di kliniknya tersebut, mengungkapkan bahwa kliniknya menerapkan “Appointment Service” terhadap pasien-pasiennya. Appointment Service adalah pelayanan yang memudahkan pasien dalam berobat atau melakukan perawatan gigi tanpa harus menunggu lazimnya yang terjadi di klinik-klinik konvensional.
“Di sini, kami menawarkan pelayanan perawatan gigi yang mudah dan efisien kepada pasien. Ini sebenarnya konsep di negara-negara Barat yang kami adaptasikan di sini, di mana kita ketahui bahwa waktu seseorang itu penting, sehingga mereka tidak perlu menunggu sampai berjam-jam,” jelas Cencen.
Di Diamond Dental Care, runutnya, ada tim yang konsisten menghubungi pasien, kapan mereka dapat melakukan perawatan dan sebagainya. “Jadi di sini, tim kami seperti asisten pribadi seorang pasien yang selalu mengingatkan, kapan agenda melakukan perawatan, sehingga tidak mengganggu aktivitas maupun jam kerja sang pasien.” (blogkatahatiku.blogspot.com)
Oleh Rako Prijanto

Ketika tunas ini tumbuh
serupa tubuh yang mengakar
setiap napas yang terembus adalah kata
angan, debur, dan emosi
bersatu dalam jubah terpautan

Tangan kita terikat
lidah kita menyatu
maka setiap apa terucap
adalah sabda pendita ratu

Ah, jiwa ini pasir
di luar itu debu
hanya angin meniup saja
lalu hilang terbang tak ada

Tapi kita tetap menari
menari cuma kita yang tahu

Jiwa ini tandu
maka duduk saja
maka akan kita bawa semua
karena kita adalah satu
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home