“Ora Beach Resort”



Reviewed January 01, 2016


We visited Ora in February this year & it truly is heaven on earth. It didn't matter how many photos we took pictures cannot do justice to this place.

We spent 6 days here for a honeymoon with a difference & it was fantastic.

To get to Ora was an adventure in its itself. We flew from Perth, Australia to Bali, Makassar then Ambon (spend a couple of days in Ambon if you can, we loved it!). Then it was a 2 hr boat ride to Masohi followed by a 3 hr car ride. We decided to get the package that included transfers from our hotel in Ambon, the boat ride & the car transfers to Saleman village. It was very handy having the transfers included however, all drivers expected a tip to the point where the transfers in the price defeated the purpose & to be honest we found this extremely frustrating.

Once we arrived at Saleman it was a 10 min boat ride across to Ora, this is the only way to get there as there is no road access to Ora at all. We were greeted by staff on the jetty (the short boat trip was also included in the price but a tip was expected), we were shown to our bungalow over the water then the staff member left us to our own devices. This was actually amusing to us as the staff speak very limited English, if at all, therefore communication was a tad tricky at first. We had no idea when or where meals were or anything about the place. After talking to the people in the next bungalow we worked out meal times & discovered the electricity comes on at about 6pm & stays on til sunrise. There is only 1 power point so take a power board if you need to charge several items. There is no hot water at all in the bungalows & the rest of the accommodation is very basic. If you want 5 star luxury this is not the place for you. I am one of these people who doesn't like staying in anything less than 4 stars but even I enjoyed this basic style of living. We took snacks & drinks with us as there are none available (they usually have water for purchase but that's not guaranteed) & the only shop is back across the water which will cost you about $10 return. There is no fridge in the room so keep this in mind when taking food over.

My husband took a folding fishing rod over with us & some squid as bait that we had purchased in Ambon. He was able to fish straight off the balcony of the bungalow which was fantastic. If you can ask for one of the very end 2 bungalows as they are directly over the coral and watching the different fish all day long is phenomenal. At one point a giant fish swam past but unfortunately the rod wasn't ready. Snags on the coral can be a tiny bit of a problem but my husband just jumped in & unsnagged the line. The snorkelling is amazing, make sure to take your own flippers & snorkel from Ambon as there are none available to buy or rent. If you have a GoPro be sure to take that as well. We saw giant starfish, coral & fish of all shapes, sizes & colour. If you're not a good swimmer sitting on the balcony watching various sea creatures casually swim by is enough in itself. I took a first aid kit with us as there is no hospital nearby, some of our neighbours ended up using it for coral grazes.

The meals are served 3 times a day & lunch & dinner usually consists of fish cooked different ways. An afternoon snack is also served. The food is nothing extravagant but it was certainly nice enough. We mentioned to Mama how much we loved her banana pancakes so on the last day she made them for us again & we were thrilled-yummy!!

My husband is a very friendly man, loves a chat with everyone so even though there was a language barrier, most afternoons we had lots of the staff & other guests on our verandah fishing & trying to chat with us. This is not something that would normally happen with other guests but for us it was great as we felt part of the family.

We took a short boat trip, which was also included but with tip expected, around the cliffs & to a fresh water stream that runs into the ocean. Again the scenery was amazing & we snorkelled in a different spot.

Including all transfers, meals & over water bungalow we paid about $1000AUS for 6 nights. Our stay was fantastic and we would definitely travel there again. Be sure to take the afternoon trip back over to Saleman Village to watch thousands of tiny birds fly off over the ocean, the birds apparently fly off at dusk and return the next day. It is a natural phenomenon & is certainly something you must see.

This place is unspoilt by tourism so far & it is spectacular. The people are friendly & enjoy a laugh. Australia has travel warnings for Ambon that are based on religious fighting several years before, however, never ever did we feel any concern for our safety, in fact we felt extremely welcome & couldn't recommend a better place to visit!

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5239832988663349665#editor/target=post;postID=8644977939831950643




1. Penerimaan Fee
2. Pemalsuan Dokumen Identitas Nasabah
3. Mark Up Nilai Market Jaminan
4. Penyalahgunaan dana hasil pencairan kredit Debitur/Nasabah
5. Penyalahgunaan uang angsuran Nasabah
6. Penyalahgunaan dana pelunasan Nasabah
waktu kejadian dengan motif pelaku dalam melakukaan kejahatan memiliki keterkaitan yang erat, dengan mengetahui kapan sebuah tindak kejahatan terjadi bisa menjadi salah satu petunjuk awal bagi seorang investigator runtuk mengetahui motif dari pelaku sampai melakukan tindakan fraud tersebut.
pada artikel ini saya akan lebih spesifik membahas tentang pentingnya mengetahui waktu kejadian dalam tindakan fraud pada kredit mikro.
Berbicara kredit mikro, berarti berbicara proses kredit yang serba dipermudah, mengapa? karena target marketnya adalah debitur-debitur skala menengah ke bawah yang bahkan sebagian besar adalah pengusaha kecil yang tidak mengetahui proses dan prosedur perbankan konvensional
untuk mempermudah mari kita membahas sebuah kasus tentang penyalahgunaan dana pencairan kredit nasabah oleh seorang marketing sebuah bank X ;
Terdapat laporan kasus yang diterima oleh unit investigasi sebagai berikut bahwa di cabang A telah terjadi penyalahgunaan dana pencairan kredit 2 debitur yang dilakukan oleh budi (marketing).
dalam menanggapi laporan tersebut ada beberapa hal yang harus
1. apakah benar telah terjadi penyalahgunaan dana nasabah oleh pelaku
2. bagaimana cara si pelaku bisa menyalahgunakan dana pencairan kredit yang seharusnya digunakan oleh debitur sendiri, biasanya pada kasus yang seperti ini, dengan memanfaatkan kedekatan atau membawa atribut "pegawai bank" debitur akan bersedia dipinjam nama untuk pengajuan kredit. atau dana hasil pencairan kredit digunakan berdua oleh pelaku dan debitur.
3. apakah benar yang menjadi korban hanya 2 orang debitur? apakah tidak ada debitur lainnya yang diluar debitur tersebut.

1. Melakukan interview kepada nasabah dan menanyakan kapan serah terima uangnya, dimana diserahkan uangnya, mengapa nasabah mau menyerahkan/meminjamkan namanya, siapa saja yang menjadi saksinya.
biasanya penyerahan uang adalah pada hari yang sama dengan pencairan kredit atau maksimal beberapa hari setelahnya.
2. cari tau kapan marketing tersebut mulai bekerja bandingkan dengan kapan pencairan kredit debitur.
3. Misalnya marketing "A" sudah menjabat pada posisi tersebut sejak januari, sedangkan tanggal pencairan kredit debitur adalah bulan juni, maka pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa marketing "A"baru melakukannya dibulan Juni, kenapa tidak sejak awal menjabat. coba tracking ada berapa debitur yang diproses pencairan kreditnya oleh Marketing "A" pada bulan Mei, Juni dan Juli.
4. lakukan kunjungan secara random 

Pelapor wajib menyampaikan Laporan Debitur kepada BI secara lengkap, akurat,
terkini, utuh,dan tepat waktu, setiap bulan untuk posisi akhir bulan. Laporan debitur
wajib disusun sesuai dengan pedoman penyusunan laporan debitur yang ditetapkan
oleh BI. Guna menjamin kebenaran, kelengkapan, kekinian isi laporan, dan ketepatan
waktu penyampaian laporan debitur serta keamanan penerimaan informasi debitur,
Pelapor menyusun kebijakan, sistem dan prosedur yang dituangkan dalam suatu
pedoman tertulis yang disetujui oleh Direksi dari Pelapor.
Pihak yang wajib menjadi Pelapor SID adalah Bank Umum dan BPR yang memiliki
total aset Rp10 miliar dalam 6 bulan berturut-turut. Sedangkan kepesertaan sukarela
berlaku untuk BPR yang belum memiliki total aset sesuai dengan persyaratan menjadi
Pelapor wajib, Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) dan Koperasi Simpan Pinjam.
Adapun pihak yang dapat meminta output SID yaitu informasi debitur, meliputi
Pelapor, Debitur dan pihak lain dalam rangka pelaksanaan Undang-undang.
BI melakukan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban Pelapor yang terkait
dengan pelaksanaan SID.
Pengorganisasian Informasi
Banyaknya informasi dan dokumen yang dikumpulkan selama berlangsungnya pemeriksaan kecurangan mengharuskan seorang pemeriksa fraud membuat perencanaan yang baik di awal pemeriksaan. Pengorganisasian informasi harus direncanakan untuk memudahkan proses pemeriksaan. Penyajian informasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara kronologis (chronological order) atau per transaksi (by transaction).
1. Urutan Kronologis (Chronological Order)
Melalui metode ini fakta disajikan sesuai dengan urutan pengungkapannya. Informasi akan disajikan mulai dari bagaimana kasus yang diperiksa pertama kali diidentifikasi misalnya melalui pengaduan. Kemudian selanjutnya informasi disajikan mengikuti setiap tahap kemajuan pemeriksaan.
Penyajian informasi yang diperoleh dari tiap saksi sebaiknya dalam urutan kronologis. Misalnya sajikan informasi dan pertama kali saksi mengenal target yang dituju, kemudian berlanjut ke kejadian-kejadian yang terkait dengan pemeriksaan.
Urutan per Transaksi (By Transaction)
Jika terdapat berbagai dokumen yang mendukung bebetapa kejadian kecurangan, sajikan informasi ini berdasarkan penggolongan transaksi individual. Contohnya, dalam suatu kasus kecurangan yang melibatkan enam kejadian penggelapan yang berbeda, dokumen dan hasil interview yang teikait akan lebih dimengerti jika disajikan per kejadian penggelapan. Hal ini yang disebut penyajian per transaksi.
E.
Previous PostOlder Posts Home