Moyo adalah sebuah pulau yang terdapat 2,5 km di sebelah utara Pulau Sumbawa. Pulau ini memiliki luas 350 km2, ketinggian maksimum 671 meter, dan garis pantai 88 km. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Saat kunjungan yang terbaik pada musim kemarau yakni bulan Juni sampai dengan Agustus akan tetapi waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada bulan Juni dan Juli meskipun gelombang air laut mulai tenang dari April.

Pulau Moyo yang terletak di Teluk Saleh memiliki cagar alam taman nasional Pulau Moyo yang berada beberapa kilometer dari pantai utara dan pulau ini dikelilingi oleh terumbu karang yang indah dan habitat untuk babi hutan, biawak berikut 21 jenis kelelawar, rusa liar dan terdapat juga kelompok kera pemakan kepiting, sapi liar, rusa, babi hutan dan berbagai macam spesies burung, ikan hiu dan kura-kura.


Pulau Moyo juga merupakan “surga” bagi pencinta burung. Dari 124 spesies burung yang terdapat di Sumbawa, 86 jenis di antaranya berada di pulau ini. Spesies burung langka juga bisa anda temukan di sini. Diantaranya adalah Kakatua berkepala kuning serta burung Gosong.

Mungkin bagi banyak orang  Pulau Moyo terdengar sangat asing, namun bagi beberapa orang dan pesohor luar negeri seperti David Beckham, Van Der Sar, Sharapova ,Mick Jagger, Lady Diana dan Pangeran Charles serta beberapa tokoh lainnya Pulau Moyo adalah salah satu pulau yang sudah mereka singgahi.
Pulau Moyo mulai dikenal karena adanya sebuah resort Amanwana yang dibuka sekitar tahun 1993. Putri Diana pun mengadakan bulan madu di resort Amanwana Pulau Moyo. Sejak saat itulah Pulau Moyo mulai dikenal di kalangan tokoh dunia hingga saat ini

Transportasi

jalur darat

Menyewa mobil. Rute yang akan ditempuh adalah Mataram – Pelabuhan Kayangan Lombok dengan waktu tempuh 2 jam. Selanjutnya kita menyeberang ke Pelabuhan Poto Nano Sumbawa Barat dengan waktu tempuh sekitar 1 – 2 jam. Sesampainya di Poto Nano, perjalanan darat kembali dilakukan menuju Sumbawa Besar dengan durasi tempuh 2 jam.

selain menyewa mobil terdapat angkutan umum yang berupa Bus dengan jumlah yang cukup banyak, bus yang bisa ditumpangi adalah bus dengan trayek, Jakarta-Surabaya-Denpasar- Bima/Dompu/Sumbawa (PO. Rasa Sayang, PO. Langsung Indah, PO. Dunia Mas, PO.Titian Mas dll) turun disumbawa besar 

Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan jalur udara yaitu dari Bandara Internasional Lombok – Sumbawa Besar dengan menggunakan pesawat ATR.  namun jadwalnya tidak setiap hari dengan waktu tempuh sekitar 35 menit.


Dari Sumbawa Besar menuju Pulau Moyo dilakukan dengan menyeberang dari Pelabuhan Muara Kali. Transportasi yang bisa digunakan adalah kapal rakyat yang tiba dari Moyo pukul 09.00 WITA dan berangkat lagi pada pukul 11.30 WITA dengan tarif Rp. 20 ribu – Rp. 25 ribu per orang (waktu tempuh sekitar 2 jam, hanya satu kali sehari).
Terdapat juga kapal cepat kecil/speed boat milik swasta dengan tarif Rp. 3 juta dengan waktu tempuh 30 menit dari Sumbawa-Moyo, selain itu kapal ini juga bisa digunakan untuk berkeliling disekitar Pulau Moyo

alternatif terahir (buat yang berkocek tebal) sewa pesawat ampibi dari Bali - Pulau Moyo

 

Berikut beberapa foto dari pulau Moyo dan Amanwana Resorts
















Gunung Tambora (atau Tomboro)




Merupakan sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Gunung ini terletak di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Tambora sampai 4.300 m. yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu seabad untuk mengisi kembali dapur magma tersebut.

Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. (VEI-7) Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.


 Sejarah Letusan

Gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui.[ Perkiraan tanggal letusannya ialah tahun 3910 SM ± 200 tahun, 3050 SM dan 740 ± 150 tahun. Ketiga letusan tersebut memiliki karakteristik letusan yang sama. Masing-masing letusan memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga. Pada letusan ketiga, tidak terdapat aliran piroklastik.

Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April tahun 1815.dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 × 1011 meter kubik. Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, tsunami dan runtuhnya kaldera. Letusan ketiga ini memengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815. Aktivitas selanjutnya kemudian terjadi pada bulan Agustus tahun 1819 dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai gempa susulan yang dianggap sebagai bagian dari letusan tahun 1815. Letusan ini masuk dalam skala kedua pada skala VEI. Sekitar tahun 1880 ± 30 tahun, Tambora kembali meletus, tetapi hanya di dalam kaldera. Letusan ini membuat aliran lava kecil dan ekstrusi kubah lava, yang kemudian membentuk kawah baru bernama Doro Api Toi di dalam kaldera.

Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.Letusan terakhir terjadi pada tahun 1967,yang disertai dengan gempa dan terukur pada skala 0 VEI, yang berarti letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan.

Perbandingan letusan gunung Tambora dan letusan gunung lainnya
LetusanTahunTinggi asap (km) VEI Perubahan musim panas Belahan bumi utara (°C)Kematian
Taupo181517 ?tidak diketahui
Baekdu969256–7 ? ?
Kuwae1452 ?6−0,5 ?
Huaynaputina1600466−0,8≈1400
Tambora1815437−0,5> 71.000
Krakatau1883256−0,336.600
SantamarĂ­a1902346tidak terdapat perubahan7.000-13.000
Katmai1912326−0,42
Gunung St. Helens1980195tidak terdapat perubahan57
El ChichĂ³n1982324–5 ?> 2.000
Nevado del Ruiz1985273tidak terdapat perubahan23.000
Pinatubo1991346−0,51202
Sumber: Oppenheimer (2003),[4] dan Smithsonian Global Volcanism Program untuk VEI.[22]





**
Dalam sejarah dunia ada banyak sekali kekeliruan yang masih dipertahankan sampai sekarang dan ada banyak juga yang konyol, dibawah ini adalah 5 dari kekeliruan  atau kesalahan penafsiran tersebut :


Samudra Pasifik atau Lautan Teduh
Nama pasifik sebagai sebutan lautan teduh sebenarnya merupakah salah satu kekeliruan. nama ini diberikan oleh pelaut "Magellan" saat berlayar keliling dunia, Magellan menyeberangi lautan ini tanpa sekalipun menemui badai. alasan ini yang membuat Magellan memberi nama samudera yang luasnya tiga kali benua asia ini dengan sebutan "Mar Pacifico" (lautan Teduh).
Magellan sebenarnya hanya beruntung. karena samudera pasifik memiliki badai paling banyak dan paling ganas diantara samudera lainnya dimuka bumi.

Christoper Columbus
*Pada saat mengemban tugas langsung dari Ratu Spanyol untuk menjelajah kebarat, Columbus sebenarnya bukan warga Spanyol, melainkan warga Italia, Christoper Columbus juga bukan merupakan penjelajah pertama yang menemukan benua amerika, Orang Cina, Irlandia dan Viking sudah sempat berkeliaran dibenua Amerika jauh sebelum Columbus.suku indian Amerika juga berasal dari daratan Asia timur laut yang merambah masuk kedaratan amerika melalui jalur utara, yang diduga dahulu masih menjadi satu dengan Asia, hanya saja para pendahulu Columbus kalah promosi, akibat kurang "Public Relations" dan pemberitahuan formal maupun informal, hingga dilembaran sejarah, riwayat penjelajahan mereka tertutup gemerlap popularitas Columbus.
Di Amerika serikat, Columbus dielu2kan sebagai pahlawan, padahal pelaut obsesif ini sendiri belum pernah menginjak bumi daratan wilaya amerika serikat sama sekali.

*Bayam
Kepercayaan bahwa Bayam dapat memberikan sumber tenaga yang besar, seperti yang dipopulerkan oleh Popeye The Sailorman, ternyata berdasarkan pada kekeliruan.
Kejadian ini muncul pada tahun 1870, ketika sebuah tabel gizi yang sangat populer diamerika, menyatakan bahwa bayam memiliki zat besi 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan sayuran lainnya. kekeliruan ini terjadi karena pada tabel tersebut terdapat salah penempatan koma pada angka yang tertera, faktanya kandungan zat besi didalam bayam sama besarnya dengan sayuran lainnya.


*Mesin Cetak
Banyak orang menganggap bahwa Johannes Guttenberg adalah penemu mesin cetak pertama sejak tahun 1454. padahal orang china sudah mulai mencetak sejak tahun 1040 dan Guttenberg tidak menyadari metode pencetakan ala orang china tersebut.




Batuk Napoleon Bonarpate
Pada saat berperang di Timur Tengah pada tahun 1799, Napoleon bermaksud untuk melepaskan 1200 tentara Turki yang berhasil ditawan pasukan Perancis, saat Perancis berhasil merebut Jaffa.
Ketika menginspeksi pasukan, Napoleon yang saat itu sedang terserang batuk berat dan Influenza mengatakan " Ma Sacre Toux" (batuk sialan). Perwira pendamping Napoleon merasa sang Jendral mengatakan "Massacrez Tous"(bunuh semua).
Akibatnya 1200 tentara Turki yang ditawan tersebut dibunuh hanya karena batuk sang Jendral.

Berikut beberapa fakta menarik tentang angka 13 yang mungkin oleh kebanyakan orang dianggap sebagai angka paling sial, fakta fakta ini diulas dari berbagai sudut pandang  dan beberapa sumber: 

1. 13 merupakan lambang dari kematian, pemujaan setan dan kekuatan supranatural. Angka 13 juga penting bagi ilmu sihir, karena dianggap memiliki kekuatan  misterius. Angka 13 juga dianggap membawa sial oleh mereka yang takut akan kekuatan rahasia dan pengetahuan, yang diasosiasikan dengan gnosis. Ketakutan pada angka 13 disebut sebagai Triskaidekaphobia.


    2. 85 % bangunan bertingkat di Amerika serikat tidak menggunakan angka 13 pada penomoran lantainya (hasil kajian internal dari Dilip Rangnekar dari Otis Elevator). pemilik gedung biasanya menggunakan angka 14 untuk lantai yang seharusnya lantai 13. atau dengan menggunakan angka "12 A" atau "M"  (mekanik) tindakan ini dilakukan oleh pemilik gedung atau Developer untuk menghindari masalah yang mungkin timbul dari orang orang yang percaya dengan tahayul, penghuni atau pelanggan .


3. pada sebagian besar negara di dunia, seorang anak harus melewati 13 tahun di bangku sekolah. Itu jika taman kanak-kanak juga disertakan. Usia 13 tahun, juga dianggap sebagai masa transisi di mana seorang anak sedang mencari jati diri dan sering melawan atau memberontak.


4. Pada abad ke-18, sebanyak 13 negara bagian di Amerika memberontak melawan Inggris, tak ada yang mengetahui mengapa 13 negara bagian yang memberontak dan bukan 12 atau 14.


5. Stuntman terkenal asal AS, Sam Patch berlatih keras  untuk melakukan lompatan terpanjang pada 13 November 1829, yang ternyata menjadi loncatan terakhirnya.



6. United Nations (UN) (Perserikatan Bangsa - bangsa/PBB) terdiri dari 13 huruf karakter.

7. Richard Wagner, Mega star komponis Jerman, senantiasa dirundung angka 13 sebagai berikut :



  • Jumlah huruf nama Richard Wagner adalah 13, lahir pada tahun 1813, yang apabila keempat angka pada tahun tersebut dijumlahkan menjadi 13. 
  • Penampilan perdana Wagner didepan publik terjadi pada tahun 1831, yang apabila segenap angkanya dijumlahkan lagi-lagi menjadi 13.
  • Tannhaesser, salah satu opera akbarnya dirampungkan pada 13 April 1845, lalu digelar perdana di Paris pada 13 Maret 1861 (1 x 8 + 6 - 1) = 13.
  •  Wagner menggelar mega-siklus "Ring Of The Nibulungen" pertama kali pada 13 agustus 1876 (7+6 = 13)
  • Wagner sempat diangkat menjadi direktur Teater Riga yang resmi dibuka pada 13 September.
  • Opera mahakarya Wagner seluruhnya berjumlah 13
  • Karena alasan politis, Wagner meninggalkan tanah airnya selama 13 tahun.
  • Wagner meninggal dunia pada 13 Februari 1883 yang kebetulan merupakan tahun ke13berdirinya federasi jerman baru.
  • Dengan fakta - fakta tersebut tidak bisa dikatakan bahwa semasa hidupnya Richard Wagner, yang kini disejajarkan dengan Bach, Beethoven, dan Brahms, senantiasa dirundung sial
8. Bangsa Persialah yang pertama kali menetapkan angka 12 untuk kanstelasi bintang dan menganggap 13 sebagai ketidak-beruntungan. Pada hari ke-13 kalender Persia, orang meninggalkan rumah untuk menghindari nasib buruk dan kemalangan



9.  Ada beberapa fakta yang unik dan menarik tentang keterkaitan angka 13 dengan mata uang Amerika Serikat (AS $).Jika kita teliti selembar uang kertas satu dolar AS, ternyata kita dapat menemukan hal-hal yang berkaitan dengan angka 13, yaitu:


  • Pada bagian belakang tampil piramid dengan 13 jenjang,
  • Semboyan di atas piramid tersebut berbunyi "Annuit Coeptis" yang terdiri dari 13 huruf,
  • Di pita tergigit paruh burung elang tertulis"E Pluribus Unum", juga terdiri dari 13 huruf,
  • Di atas kepala sang elang bersinar 13 bintang,
  • Di perisai terlukis 13 garis,
  • Cakar kiri mencengkeram 13 anak panah,
  • Cakar kanan sebuah batang dengan 13 daun zaitun, perlambang bahwapada masa berdirinya, semula Amerika Serikat memang terdiri dari hanya 13 negara bagian.

Meskipun nilainya mungkin sering naik-turun, namun tidak disangkal bahwa AS $ --serba 13 itu-- sampai kini tidak dapat dianggap berkarier sial, malah telah diakui sebagai mata uang paling suprematif di dalam sistem moneter dunia.

10. Universitas Colgate juga menganggap 13 sebagai angka keberuntungan. Mereka didirikan tahun 1819 oleh 13 orang dengan 13 dolar, 13 doa, dan 13 artikel. (Untuk hari ini, anggota komunitas Colgate mempertimbangkan angka 13 pertanda baik.) Sebenarnya, alamat kampus adalah 13 Oak Drive di Hamilton, NY dan semua orang kelompok cappella disebut Colgate 13

11. Jumlah koloni yang membentuk Amerika Serikat. Bendera asli memiliki tiga belas bintang, satu untuk masing-masing negara. Bintang-bintang baru telah sejak ditambahkan setiap kali negara baru bergabung dengan serikat pekerja, tetapi gagasan penambahan garis bagi negara-negara baru segera turun, sehingga bendera Amerika untuk hari ini telah tiga belas garis horizontal: enam yang putih dan tujuh yang merah.

12. Di Thailand, Tahun Baru tradisional Thai (Songkran Day) adalah pada 13 April.

 13. angka 13 tersebut merupakan symbol gerakan solat seorang muslim. Shalat yang menjadi kewajiban dari umat muslim. Sehari 5 kali. Akan saya kemukakan ke–tiga belas urutan dalam solat.


Niat sholat  :  memeliharakan taubat kita dari dunia dan akhirat.
Berdiri tegak   ketika mati dapat meluaskan tempat kita di dalam kubur.
Takbiratul ikhram :sebagai pelita yang menerangi kita di dalam kubur
Al- Fatihah ; sebagai pakaian yang indah di dalam kubur.
Ruqu’ : sebagai tikar kita di dalam kubur.
I’tidal : akan memberikan minuman air dari telaga al-kautsar ketika di dalam kubur.
Sujud : memagari kita ketika menyeberangi titian sirotul mustaqim.
Duduk diantara 2 sujud : menaungi panji-panji nabi kita di dalam kubur.
Duduk antara 2 sujud (akhir) : menjadi kendaraan kita dipadang mahsyar.
Takhiyat akhir  : sebagai penjawab bagi soal yang dikemukakan oleh malaikat Munkar & nakir.
Sholawat nabi : sebagai pendingin api neraka di dalam kubur.
Salam : memelihara kita di dalam kubur.
Tertib :pertemuan kita dengan Allah SWT.



Dari Abdullah bin ‘Amr R.A., Rasulullah SAW bersabda :

“ Keterangan di atas adalah salah satu sebab mengapa orang diluar islam tidak suka akan angka 13 dan juga hari Jum’at.

Itulah sebab mengapa mereka membuat cerita yang begitu seram yaitu “FRIDAY the 13th”.

Untuk itulah seyogyanya kita mengambil hikmah dan selalu berpikir positif, karena tidak ada kata sial dalam islam.
Sumber : http://munsypedia.blogspot.com/2012/08/hubungan-misteri-angka-13-dengan-makna.html#ixzz3gRaDyjRb

Jhon Lie  

Ia lahir dari pasangan suami isteri Lie Kae tdan Oei Tjeng Nie Nio. Ayahnya (Lie Kae Tae) pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (Veem en transportonderneming Lie Kay Thai). Sebagaimana yang diceritakan oleh Rita Tuwasey Lie, keponakan John Lie, menginjak usia 17 tahun, John Lie kabur ke Batavia karena ingin menjadi pelaut. Di kota ini, sembari menjadi buruh pelabuhan, ia mengikuti kursus navigasi. Setelah itu John Lie menjadi klerk mualim III pada kapal Koninklijk Paketvaart Maatschappij, perusahaan pelayaran Belanda. Pada 1942, John Lie bertugas di Khorramshahr, Iran, dan mendapatkan pendidikan militer. Ketika Perang Dunia II berakhir dan Indonesia merdeka, dia memutuskan bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Semula ia bertugas di Cilacap, Jawa Tengah, dengan pangkat Kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor. Kemudian dia memimpin misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya. Daerah operasinya meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon, Manila, dan New Delhi. 

Ia lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo Ramelan. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.

Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan the Outlaw. Seperti dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira Inggris. Di pengadilan di Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari Johor ke Sumatera, dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan, kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari Maluku, mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan the Outlaw tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.

Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal the Outlaw adalah milik Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan pangkalan AL yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada awal 1950 ketika ada di Bangkok, ia dipanggil pulang ke Surabaya oleh KASAL, Laksamana TNI R. Soebijakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali. Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan RMS (Republik Maluku Selatan) di Maluku lalu PRRI/Permesta. Ia mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada Desember 1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda.
Menurut kesaksian Jenderal Besar TNI AH. Nasution pada 1988, prestasi John Lie ”tiada taranya di Angkatan Laut” karena dia adalah ”panglima armada (TNI AL) pada puncak-puncak krisis eksistensi Republik”, yakni dalam operasi-operasi menumpas kelompok separatis Republik Maluku Selatan, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan Perjuangan Rakyat Semesta.

Kesibukannya dalam perjuangan membuat ia baru menikah pada usia 45 tahun, dengan Pdt. Margaretha Dharma Angkuw. Pada 30 Agustus 1966 John Lie mengganti namanya dengan Jahja Daniel Dharma.
Ia meninggal dunia karena stroke pada 27 Agustus 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Atas segala jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 10 Nopember 1995, Bintang Mahaputera Adipradana dan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2009.


Letnan Kolonel (Purn) Ong Tjong Bing alias Daya Sabdo Kasworo (90)
Laksamana Keumalahayati 


Malahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Nama aslinya adalah Keumalahayati. Ayah Keumalahayati bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530-1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.[1]
Pada tahun 1585-1604, memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.[2]
Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati[3]


Rahmah El Yunusiyyah, Mujahidah tanpa Emansipasi




Rahmah El Yunusiyah lahir pada tanggal 1 Rajab 1318 Hijriyah atau 20 Desember 1900. Bukit Surungan, Padang Panjang menjadi saksi bahwa dari sanalah calon Mujahidah lahir dan tumbuh. Anak bungsu dari lima bersaudara ini terlahir dari seorang Ayah yang bekerja sebagai Hakim dan ahli Ilmu Falak (astronomi) bernama Muhammad Yunus bin Imanuddin dengan seorang ibu bernama Rafi’ah.
Rahmah kecil telah mendapat pendidikan formal sekolah dasar selama tiga tahun di kota kelahirannya, Padang Panjang. Saat ia berusia 15 tahun, pendidikan bahasa Arab dan Latin ia dapatkan dari Diniyah School (1915) dan dari kedua kakaknya, Zaenuddin Labay dan Muhammad Rasyid. Setiap sore, Rahmah remaja rutin mengaji pada Haji Abdul Karim Amrullah yang merupakan ayah dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau HAMKA di surau Jembatan Besi, Padang Panjang.
Saat berumur 23 tahun, Rahmah nampak sempurna dan begitu istimewa untuk ukuran perempuan seusianya. Keinginan besarnya untuk memajukan keilmuan kaumnya dan mengeluarkan kaumnya dari kebodohan begitu bergelora. Karena bagi Rahmah sendiri, perempuan memiliki peran yang penting dalam kehidupan, utamanya dalam rumah tangga. Karena rumah tangga adalah bagian dari tiang masyarakat dan masyarakat adalah tiang negara. Tentulah ia tidak mau, kaumnya yang mempunyai peran penting dalam tiang negara dan pendidikan anak-anaknya tertinggal dari laki-laki.
Akhirnya pada tanggal 01 November 1923, Rahmah dengan dukungan dari kakaknya, Zaenuddin Labay dan teman-teman perempuannya di PMDS (Persatuan Murid-murid Diniyyah School) memutuskan untuk mendirikan sekolah khusus Perempuan yang dinamai Diniyah School Putri atau Madrasah Diniyah li al-Banat yang bertempat di Masjid Pasar Usang.
Saat itu, muridnya masih berjumlah 71 orang dan terdiri dari ibu-ibu muda, termasuk putri dari Teungku Panglima Polim dan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Pelajaran yang ajarkan yaitu ilmu agama dan tata bahasa Arab, namun belakangan sekolah ini menerapkan pendidikan modern dengan menggabungkan pendidikan agama, pendidikan sekuler dan pendidikan keterampilan.
“Diniyah School Puteri ini selalu akan mengikhtiarkan penerangan agama dan meluaskan kemajuannya kepada perempuan-perempuan yang selama ini susah mendapatkan penerangan agama Islam dengan secukupnya daripada kaum Lelaki…, Inilah yang menyebabkan terjauhnya penerangan perempuan Islam daripada penerangan agamanya sehingga menjadikan kaum perempuan itu rendam karam ke dalam kejahilan”, kata Rahmah.
Tiga tahun kemudian, gempa hebat mengguncang Sumatera Barat pada tahun 1926, bangunan sekolah dan asrama yang baru ia rintis luluh lantak, meski begitu Rahmah tidak menangis, Rahmah langsung bangkit kembali. Dengan susah payah, ia membangun kembali sekolahnya dengan batangan bambu dua lantai berukuran 12×7 m2 dan menghimpun kembali para muridnya.
Namun, rupanya hal itu tidak cukup, bersama pamannya ia menjelajahi Aceh, Sumatera Utara hingga menyebrangi selat malaka untuk mencari bantuan dana ke Malaysia. Ternyata usahanya tidak sia-sia, Rahmah berhasil mengumpulkan dana yang cukup besar, yaitu sekitar 1569 gulden.
Kiprahnya dalam memajukan pendidikan bagi perempuan, tidak hanya membangun Diniyyah Putri School, tapi Rahmah juga mempelopori sekolah khusus perempuan.

Pada tahun 1955, Rektor Universitas Al Azhar Kairo, Syaikh Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyyah Putri School, ia tertarik dengan sistem pembelajaran khusus yang ada di sekolah tersebut. Dari sana, ia menimba pengalaman dari sekolah yang didirikan oleh Rahmah. Tidak lama setelah kunjungan tersebut, kampus Islam tertua di dunia itu membuka pendidikan khusus Perempuan yang bernama kulliyyĂ¢t al-banĂ¢t. Waktu itu memang, Al Azhar belum memiliki sekolah pendidikan khusus perempuan.
Dari rektor Al Azhar ini pula, pada tahun 1957, Rahmah mendapat gelar Syaikhah, gelar istimewa yang diberikan hanya untuk orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu dan menguasai khazanah ilmu-ilmu keislaman. Gelar tersebut setara dengan gelar Syaikh Mahmoud Shaltout, yang merupakan mantan Rektor Al Azhar.
Menolak Kesetaraan Gender
Pada saat Rahmah masih hidup, gelombang dan wacana tentang emansipasi dan kesetaraan gender di Barat masih terus berlanjut. Meski demikian hal ini tidak mempengaruhi sikap dan pemikirannya, ia tetap pada fitrahnya sebagai perempuan. Cicit atau keturunan keempat Rahmah, Fauziah Fauzan El Muhammady pun mengakui hal ini.
“Apa pandangan Bunda Rahmah terhadap emansipasi wanita? Mengacu pada surat an-Nahl ayat 97 bahwa barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Jadi bunda Rahmah menganggap tidak ada lagi emansipasi wanita karena Islam sudah memberikan porsi”, kata Fauziah Fauzan, pemimpin Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang.
Meski menentang pembatasan mencari ilmu bagi perempuan, namun Rahmah tidak serta merta menjadi seorang Feminis, hal ini terlihat saat Rahmah mengikuti kongres Kaum Perempuan di Batavia pada tahun 1935, ia mewakili kaum ibu Sumatera Tengah.
Dalam kongres tersebut ia memperjuangkan pemakaian busana perempuan Indonesia yang hendaknya memakai kerudung. Selain itu, dalam kongres tersebut, ia juga berusaha memberikan ciri khas budaya Islam ke dalam kebudayaan Indonesia.

Mujahidah Sejati
Jati dirinya sebagai mujahidah sejati, tetap ia buktikan saat menentang pemerintah Jepang yang kala itu masih menjajah Indonesia, ia dan temannya mendirikan organisasi sosial politik seperti ADI (Anggota Daerah Ibu) Sumatera Tengah, tujuannya untuk menentang pengerahan kaum perempuan Indonesia terutama di Sumatera Tengah sebagai jugun ianfu (perempuan penghibur) tentara Jepang.
Kelompok ini menuntut pemerintah Jepang agar menutup rumah kuning (istilah untuk prostitusi waktu itu) karena tidak sesuai dengan kebudayaan dan agama yang dipeluk oleh bangsa Indonesia. Ternyata tuntutan itu berhasil. Perempuan Indonesia tidak lagi menjadi budak pemuas nafsu seks tentara Jepang. Sebagai gantinya, Jepang mendatangkan perempuan-perempuan dari Singapura dan Korea.
Begitu pun saat masa pemerintahan Soekarno, Rahmah berani dan rela dikucilkan Soekarno, karena menentang kedekatan antara presiden Indonesia pertama ini dengan Komunis. Meski dicap sebagai pemberontak oleh pemerintah pusat saat itu karena bergabung dengan PRRI/PERMESTA, namun Rahmah tidak perduli dan menerima kebencian Soekarno pada dirinya dengan lapang dada.
Tidak cukup berhenti sampai di situ, pada tanggal 12 Oktober 1945, Rahmah mempelopori berdirinya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang anggotanya berasal dari Gyu Gun Ko En Kai atau Laskar Rakyat. Dapur asrama dan harta miliknya direlakan untuk pembinaan TKR yang rata-rata masih muda usia. Ia tidak hanya terkait dengan BKR, TKR, TRI (kemudian berubah jadi TNI), tetapi juga mengayomi barisan pejuang yang dibentuk organisasi Islam seperti laskar Sabilillah, laskar Hizbullah dan lain-lain. Karena sifatnya yang mengayomi, pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan menyebutnya sebagai Bundo Kanduang dari barisan perjuangan.
Pada tahun 1952-1954, Rahmah menjadi anggota Dewan Pimpinan Pusat Masyumi di
Jakarta dan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara untuk periode tahun 1955-1958.

Rahmah menghembuskan nafas terakhirnya pada malam Idul Adha, tanggal 26 Februari 1969. Setidaknya ia telah memberikan kita, kaum perempuan, banyak pelajaran, bahwa menjadi pejuang, menjadi seorang Mujahidah, tidak perlu sampai mengorbankan kewajiban kita sebagai Ibu dan Wanita. Cukuplah Khadijah, Aisyah, Khansa dan Rahmah El Yunusiyah sebagai contoh kita bahwa betapa mulianya tugas kita di hadapan-Nya.
 

Gusti Zaleha


Gusti Zaleha adalah perempuan perkasa yang patut di ketahui dan patut dikenang sebagai pahlawan perempuan yang gigih memperjuangkan tanah Banjar dari tangan besi penjajah Belanda.
Gusti Zaleha putri dari Sultan Muhammad Seman, cucu dari Pangeran Antasari. Lahir di Lembah Sungai Barito, Muara Lawung,tahun 1880. Di masa anak-anak ia telah merasakan pahit getirnya perjuangan bersama ayahnya dan kakeknya melawan penjajah Belanda. Meninggalnya kakeknya Pangeran Antasari karena sakit, dia sangat kehilangan sekali kakeknya yang selalu mendidiknya agar perempuan Banjar berjiwa patriot dengan semboyan “Waja Sampai Kaputing”. Ketika mulai berangkat dewasa, dia bersama ayahnya terus gencar mengusir penjajah dan selalu diuber-uber Belanda sampai masuk hutan ke luar hutan.
Sebelum ayahnya meninggal Gusti Zaleha sempat diberi cincin kerajaan dari ayahnya. Sejak itu dia menggantikan ayahnya sebagai Sultan dan Pemimpin Perang Tertinggi kemudian diberi gelar Ratu Zaleha. Bersama suaminya Gusti Muhammad Arsyad terus melanjutkan perjuangan ayahnya. Gusti Muhammad Arsyad adalah saudara sepupunya putra dari pamannya Gusti Muhammad Said. Semasa ayahnya masih hidup, suaminya adalah panglima perang yang sangat dihandalkan ayahnya, dimana bersama suaminya pada tahun 1901 memporak porandakan penyerangan Belanda di daerah Barito.
Ratu Zaleha dapat menghimpun kekuatan dari suku – suku Dayak Dusun, Kenyah,Ngaju,Kayan,Siang,Bakumpai,Suku Banjar bersama seorang wanita pemuka Dayak Kenyah bernama Bulan Jihad seorang perempuan yang sangat pemberani yang selalu bahu membahu di medan pertempuran.
Selama masa perjuangan fisik Ratu Zaleha bersama Bulan Jihad (masuk Islam) tidak ketinggalan memberikan pelajaran baca tulis (Arab Melayu) dan ajaran agama Islam kepada anak-anak Banjar serta memberikan penyuluhan kepada perempuan – perempuan Banjar tentang peranan perempuan,ajaran agama Islam dan ilmu pengetahuan.
Ratu Zaleha sangat murka manakala suami dan pasukannya dilumpuhkan Belanda. Suaminya ditangkap lalu diasingkan ke Bogor pada 1904. Tetapi ia tidak pernah kenal surut dan terus mengadakan perlawanan yang tinggi mempertahankan Benteng Manawing dan Tambang Batu Bara Oranje Nassau atas gempuran Belanda yang lengkap alat persenjataannya.
Ratu Zaleha dianggap macan wanita yang tidak mau tunduk kepada Belanda. Perang berjalan 5 tahun. Tetapi kondisi fisik Ratu Zaleha mulai menurun karena kelelahan dan pasukannya juga satu persatu gugur dalam suatu pertempuran yang sangat tidak berimbang. Pada bulan Juni 1905, pasukan Ratu Zaleha dilumpuhkan dan dia ditanggkap kemudian bersama ibunya Nyai Salmah diasingkan ke Bogor bersama-sama suaminya Gusti Muhammad Arsyad.
Setelah tertawannya Ratu Zaleha maka berakhirlah “Perang Banjar” yang dimulai tahun 1859. Dan Belanda dengan leluasa menjajah di bumi Kalimantan ini.
Selama 31 tahun Ratu Zaleha bersama keluarganya dipengasingan kemudian diizinkan kembali ke Banjarmasin,1937. Dan pada tanggal 24 September 1953 Ratu Zaleha berpulang kerahmatullah, di makamkan dikomplek MakamRaja-Raja Banjar di Banjarmasin.
Pada tanggal 11 Januari 1954 Bulan Jihad turun dari gunung setelah 49 tahun mengasingkan diri. Dia sangat sedih setelah 4 bulan baru tahu Ratu Zaleha sahabatnya mendahuluinya.
Walaupun Ratu Zaleha telah tiada namun harum namanya tak pernah sirna di hati rakyat Kalimantan. Ratu Zaleha menjadi simbol emansipati waniti Banjar, juga namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum di Martapura Kabupaten Banjar Kalsel.


Dewi Sartika (1884-1947) Jawa barat
Wanita ini berhasil mendirikan sekolah yang dinamakan Sakolah Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung.


Rohana Kudus (1884-1972) padang



Wanita ini melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini. Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan)


Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan 



Wanita ini dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat.

Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda  untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.


Siti Aisyah We Tenriolle. 



Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

































































butuh sumber lain? silahkan ke link ini : http://www.buzzquotes.com/famous-observe-quotes
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home