Indonesia, ga ada kata habis keindahan nya.. terdiri dari banyak pulau menjadikan surga bagi pencinta pantai dan kehidupan bawah laut.. namun sayang nya masih begitu banyak pulau2 cantik di Indonesia yang belum dikenal orang dan belum dikelola dengan baik.



Berawal dari mengikuti sebuah event Kompas Travel Fair yang diadakan pada bulan september di JCC, saya memang berencana untuk hunting tiket dan paket tour liburan akhir tahun, awal nya saya tertarik dengan paket tour ke Turkey, namun ada satu stand travel yang lebih menarik perhatian saya yang terletak agak di ujung sudut ruangan yang menawarkan paket tour Domestik keindahan Indonesia salah satunya adalah Pantai Ora di Pulau Seram - Maluku.



Woow keren banget nih foto2 pantai nya... Saya pun segera mencari informasi akan pantai Ora ini dan bertanya2 akan paket tour yang ditawarkan.. memang sebelum nya pernah mendengar keindahan akan Pantai ora melalui detik travel ataupun twitter, namun masih sedikit penasaran akan letak dan transportasi untuk mencapai ke pantai tersebut. akhirnya tanpa berpikir panjang, saya pun memutuskan untuk berpetualang dan menjelajahi Pantai Ora ! Kalau dipikir-pikir memang tour Domestik kadang2 lebih mahal harganya di banding tour ke Luar Negeri tapi seharusnya kita orang Indonesia malu dunk kepada turis2 mancanegara yang lebih mengenal dan menikmati keindahan Indonesia. sooo ayooo kita bantu untuk mempromosikan Indonesia ke mata dunia........



Penerbangan saya dimulai dari bandara Soekarno Hatta pada pukul 00.20 dini hari menggunakan Batik air menuju ke Bandara Pattimura, Ambon - Maluku Selatan, waktu tempuh kurang lebih 3 jam 30 menit dan tiba di Ambon pada pukul 06.00 pagi. ada perbedaan waktu 2 jam antara Jakarta - Ambon.
Tiba di Ambon kami di jemput oleh tour guide yang bernama Mas Adi dan langsung berkenalan dengan peserta tour lain nya.. total rombongan kami ada 10 orang. dengan menggunakan mobil, kami pun di ajak untuk sarapan terlebih dahulu ke kota ambon. jarak dari Bandara Pattimura ke Kota ambon kurang lebih 30 KM ( lumayan jauh yah.. hampir 45 menit perjalanan )
dan ini dia kuliner pertama saya di kota Ambon.. yaitu Nasi Kuning Oma Dipaso dengan khasnya lauk ikan asap atau ikan cakalang.. dan jangan ketinggalan sambal nya yang pedas mantap yaaah...



Perjalanan darat kami lanjutkan dari kota ambon menuju ke Pelabuhan Port Of Tulehu untuk menyebrang ke kota Masohi menggunakan Kapal cepat Cantika express ( tiket kapal Rp. 150rb / org ) dengan waktu 2 jam 35 menit dan tiba di Pelabuhan Amahai pulau Masohi.
Kapal Cantika express lumayan bersih serta di lengkapi AC  dan televisi disetiap ruangan nya jadi perjalanan terasa lebih cepat dan nyaman.

Kota Masohi adalah Ibu kota Kabupaten Maluku tengah yang terletak di Pulau seram. dulu nya pulau ini sempat hancur karena kerusuhan sosial dan menimbulkan banyak korban jiwa.. namun sekarang Kota Masohi sudah mulai tertata dan bangkit kembali.
Tiba di Kota Masohi kami diajak untuk makan siang di sebuah rumah makan spesial Seafood.. dan disini saya mencoba kuliner kedua saya dengan menu yang tidak biasa dan belum pernah saya coba sebelum nya, yaitu Papeda.



Papeda adalah makanan khas dari Papua dan Maluku, berupa Bubur Sagu yang lengket dan kental namun tawar dan dimakan dengan campuran kuah ikan pedas atau kuah ikan kuning... heeemmm kuah ikan nya lezat nan segarrrr lho.. namun saya kurang terbiasa dengan papeda nya hahahaha jadi terasa agak aneh, selain itu seafood disini juga patut di coba semua. mulai dari ikan bakar, cumi, udang hingga Lobster yang super duper guedeee... yummyyyy.... oh iya jangan lupa cocolan sambel nya yang terkenal dengan nama Colo Colo, yaitu berupa racikan dari Cabe rawit, Bawang merah, Tomat segar dan jeruk nipis.... dan minuman nya adalah Jus Sirsak! segeeerrr.




Kenyang + Ngantuk hehehehe... namun perjalanan darat harus kami lanjutkan kembali menuju ke desa Saleman dengan waktu kurang lebih 3 jam. kami sempat singgah ke toko kecil untuk membeli makanan ringan, roti serta minuman sebagai cemilan kami saat perjalanan ataupun di Pantai Ora nanti, karena kami mendapat kabar dari Mas Adi bahwa di pantai Ora sendiri tidak ada toko maupun warung yang berjualan.dan ditoko ini saya menemukan balon gel tiup ala zaman SD hahahaha tak berpikir panjang pun saya langsung beli satu kotak hahahaha nostalgia zaman kecil nih ceritanya.. lumayan bisa tiup2 balon di pantai Ora nanti nya...

Jalan darat untuk menuju desa Saleman lumayan berkelok dan terjal, naik dan turun bukit serta kondisi jalanan yang kurang bagus, jadilah kami bergoyang ala dangdut didalam mobil hehhehehe namun pemandangan hutan dengan pohon2 menjulang tinggi dan langit yang biru bersih menjadi warna hiasan perjalanan kami.

Pantai Ora terletak di Desa Saleman, Pulau Seram - Maluku Tengah. saat tiba di desa Saleman kami disambut oleh indah nya air di pantai yang jernih bersih, pohon kelapa yang tinggi menjulang dan terdapat beberapa pondok kecil di atas air untuk tempat istirahat.  luaaarrr biasaaa.. lupa semua penat dan pegal nya badan akibat panjang nya pejalanan yang hampir memakan waktu 9 jam  dan tak sabar rasanya untuk cepat menginjakan kaki di pantai ora.


Untuk sampai ke Ora, kami diantar menggunakan Longboat yang hanya berjarak 15 menit dari Desa Saleman. seluas mata memandang membuat mulut tak bisa menutup.. woow woow wooow kereeeennnn.... kami bs menikmati pemandangan gunung dengan tebing2 yang tinggi tertutup tipis oleh awan, dramatisss bgt deeh berasa ada di pegunungan film jurassic park hahhahah! dari kejauhan pantai Ora pun mulai nampak dengan susunan cottage2 yang exotic dengan atap kerucutnya.



Traa laaa laaa ini dia Pantaaai Oraaa.... gelaaa tak menyangka bahwa di Indonesia ada pantai sebagus ini, asri dan masih alami sekali. turun di sebuah jembatan dermaga pantai ora kami langsung tersanjung oleh terumbu-terumbu karang yang berwarna warni dengan ikan-ikan kecil yang berenang kesana kesini seolah2 menyambut kami... air nya jerrrrniiiih hingga ke dasar. ini surgaaaa bangeett eiii...! speechless!!!



Terdapat sebuah rumah makan di atas air yang terbuat dari kayu, dilengkapi dengan banyak meja kursi sebagai tempat makan dan istirahat ataupun sekedar untuk ngobrol dll,
disini kami duduk sejenak menikmati udara segar pantai Ora dan menunggu pembagian kunci kamar masing2 oleh mas Adi. sebagai informasi ada tiga pilihan tempat menginap di Pantai Ora ini yaitu Rumah pantai penduduk, Cottage Tepi Pantai dan Cottage Laut.
dan tentu saja pilihan saya adalah Cottage Laut, kebayang kan suasananya nginep di atas kamar laut, dari beranda kamar saya dapat langsung melihat ke dasar air dan dapat langsung memberi makan ikan - ikan kecil yang berwarna warni. kamar nya pun nyaman, king bed size,  kamar mandi dalam dan kursi malas untuk bersantai di beranda kamar...Great Holiday! hanya saja listrik di pantai ini hanya ada dari pukul 16.00 sore hingga pukul 05.00 pagi lhooo... jadi siang nya itu tidak ada listrik hampir sama dengan Karimun Jawa.



Pantai Ora tidak sepanas terik dengan pantai2 lain yang pernah saya kunjungi, karena pantai ora terletak di balik gunung dan sinar matahari terhalang oleh gunung dan tebing2 tinggi nya, dan kabut pun sering turun hingga ke pantai... tak sejuk tapi lumayan adem.



Selesai memindahkan barang2 pribadi ke dalam kamar dan berganti pakaian, langsung saja tak sabar untuk nyebur ke air, hampir tak ada ombak di pantai ini, airnya tenang sekali dan tentunya tak perlu menyelam untuk melihat terumbu karang nya, karena dari tepi pantai nya pun terlihat jelas, mulai dari berbagai jenis bunga karang, kuda laut, Nemo, Dory, bintang laut yang berwarna ungu, Botana dan berbagai jenis ikan kecil lainnya yang saya tidak tau namanya hahahaha....so cuteee!!
Sebelum berenang ataupun snorkeling sebaiknya menggunakan perlengkapan snorkel dan kaki katak dl yah, agar tidak terluka dan terinjak karang. ada baik nya membawa sendiri perlengkapan snorkel nya agar lebih higienis dan terjamin kebersihan nya. disediakan juga perahu Kano dan pelampung kasur lho disini, jadi makin puas deh bermain air dan foto-foto nya.



Malam hari sangat hening di hari pertama kami tiba di Ora, tidak terlalu banyak pengunjung yang menginap disini, sebagian besar yang menginap adalah turis mancanegara ( tuh kan bule aja nginep Ora ). dan memang kamar cottage nya pun terbatas.
Rombangan saya lumayan seru orang2 nya, rame dan gokil2 hehehehe jadi asik berkenalan dengan mereka. bersama-sama kami makan malam di rumah atas air dengan menu yang cukup lezat hidangan bagi tamu cottage, dan tidak ketinggalan hidangan seafood selalu ada setiap hari di dampingi dengan ayam goreng, lauk pauk dan sambaaal tentunya...  mantaapp.....



Hari kedua kami full day berkeliling di pantai Ora, snorkeling menikmati keindahan coral dan binatang2 laut yang ada di balik coral, berfoto2 di beberapa titik spot foto, makan siang dengan menu yang lagi2 enak dan lezat dan dilanjutkan berkeliling ke pantai pasir putih dan menikmati keindahan tebing2 tinggi yang menawan.




ada sebuah sungai kecil tak jauh dari pantai ora yang dinamakan Air Belanda, di sungai ini terdapat mata air yang mengalir air tawar dengan dingiiin nyaaaa kayak es lhooo... kami sengaja membawa beberapa botol minuman untuk direndam di Air Belanda ini, dan benar saja hanya sebentar saja direndam botol minuman tsb sudah seperti keluar dari Kulkas, enaaaak sekali rasanya berendam di Belanda ini berasa seperti beruang kutub... aneh kan, didaerah pantai yang panas tapi terdapat mata air tawar dan dingin, bahkan apabila air laut sedang surut Air belanda ini bisa mencapai suhu 1 derajat celcius lhooo... kebayaang deh nyelup disitu 10 detik ajaaa, dijamin beku hahahaha....



Sore hari menjelang magrib, kami kembali ke desa saleman menggunakan longboat, mendarat di sebuah jembatan kayu desa saleman untuk menyaksikan burung Lusiala, dimana beribu ribu Burung Lusiala akan keluar dari sebuah Goa di atas bukit tepat saat adzan magrid berkumandang dan akan kembali ke Goa saat subuh hari sebelum matahari terbit. Burung Lusiala hampir mirip dengan kelelawar namun dengan ukuran yang lebih kecil, konon burung ini mempunyai cerita  misteri yang sudah menjadi kisah tersendiri bagi penduduk desa saleman dimana sampai saat ini belum ada satu pun orang yang berhasil menangkap burung tersebut dan tidak ada satu orang pun yang tau ke mana arah ribuan gerombolan burung tersebut terbang. sangat menarik saat menyaksikan puluhan ribu burung kecil tsb keluar dari goa nya, mereka terbang searah membentuk sebuah jalan panjang berkelok di atas langit hingga hampir 15 menit sampai ke rombongan burung yang terakhir. Amazing...!!! ( sayang ga bs upload video nya )



Ke esokan hari nya kami diajak kembali untuk trekking ke desa saleman, dimana di desa saleman terdapat dua pilihan lokasi trekking, ada yang 15 menit dan 45 menit perjalanan, namun melihat kondisi dan takut kelelahan kami pun memilih trekking yang 15 menit saja hahahhaha... dan benar saja, perjalanan nya sangat sulit, harus berjalan menaiki sebuah bukit batu terjal dengan batu2 besar yang lumayan tajam untuk dapat sampai ke puncak tebing dengan berpegangan akar dan dahan pohon saja. namun sungguh amat luar biasaaaa indahnya penampakan dari atas tebing ini, kami dapat melihat garis pantai dengan warna air laut biru muda hingga ke biru tua dan bukit2 tebing nya yang indah... harap berhati2 yah bagi yang ingin berfoto dari atas tebing ini, karena tidak ada pegangan sama sekali dan pijakan kakinya adalah batu2 yang tajam dan curam.







Turun dari tebing trekking, kami berjalan- jalan melihat kehidupan penduduk desa saleman yang mayoritas adalah muslim dan berprofesi sebagai nelayan dan beternak kambing. Desa Saleman sangat nyaman, rasanya tentram berada disini, penduduk nya ramah dan banyak sekali anak-anak kecil yang terlihat tertawa bermain bahagia, sungguh kontras dengan kehidupan dikota besar hahahaha... sebelum kembali ke Pantai Ora kami pun sempat menikmati buah kelapa yang langsung dipetik oleh penduduk desa,lengkap bangettt deh hidup ini, menikmati kelapa muda di tepi pantai, ditiup angin sepoi2 dan suasana desa yang teduh.




Kembali ke pantai Ora, saya masih bs menikmati sejenak bersantai dipasir pantai dan menikmati hembusan angin yang bikin ngantuk sebelum berberes-beres bersiap untuk check out. di hari weekend Cottage Ora mulai ramai terisi dan pengunjung pun berdatangan dari segala daerah termasuk dari luar kota. Hari ini hari terakhir saya menikmati Pantai Ora, setelah 3 hari 2 malam  menginap disini agak berat rasanya untuk meninggalkan pantai Ora hik hik hiks....




Pukul 2 sore mau tidak mau saya harus meneruskan perjalanan panjang kami untuk kembali ke kota Ambon, perjalanan darat harus saya tempuh selama 5 jam sebelum disambung penyebrangan menggunakan kapal Ferry. sebagai informasi di Hari minggu agak susah lho untuk mendapatkan jadwal kapal yang beroperasi, dikarnakan kebanyakan penduduk ambon dan maluku adalah penganut Agama Kristen dan mereka beribadah di hari minggu, sehingga kami harus berputar jalan sedikit lebih jauh untuk tiba di pelabuhan Ferry.
dikala hari mulai menjelang malam, kami pun tergoda oleh pemandangan sunset / matahari terbenam yang berwarna orange terang itu hingga akhirnya kami berhenti di sebuah tepi pantai yang berombak tenang dan menunggu perlahan sunset itu hilang berganti malam... hasil foto sunsetnya pun sudah dak diragukan, warna nya ok bangettttt dramatis abisss penuh arti ahaaaay.....



ngebuuuut lagi melanjutkan perjalanan mengejar kapal ferry yang dikabarkan akan berangkat pada pukul 8 malam, dan berharap masih ada tiket kosong yang belum terjual dag dig dug seeerrr.... hahahahahha untung nya kami punya supir yang sudah berpengalaman dalam mengendarai mobil, dan jalanan yang sepi sehingga kami boleh tepat waktu tiba di pelabuhan, masih sempat untuk makan malam malam di warung soto ayam juga lhooooo heheheheh.....

2 jam mengarungi lautan dengan kapal Ferry, kami pun tiba di kota Ambon, dan di antar beristirahat di sebuah Hotel dipusat kota ambon.. akhirnyaaa bisa merasakan kamar berAC pula dan mandi dengan air tawar bersih air hangat hahahahaha ( Di Cottage Ora airnya payau dan masih terasa sedikit asin ). plus besok nya bisa bangun siaanggg yeeeey!


Hari terakhir diKota Ambon tentunya diisi dengan berbelanja oleh-oleh dan berkuliner ria duunk, Disebuah toko bernama Petak 10 terletak di Jl. Tamaela SK28/1 Ambon, disinilah kami menggila memborong oleh2 ahahahha oleh2 yang menjadi ciri khas Ambon adalah kue Kenari dan berbagai jenis kue kering yang wangi dengan aroma rempah-rempah nya, ada juga dodol tumbu, Minyak kayu putih hingga ke permen kayu putih dan rasa sirsak. masih bersebelah dengan toko Petak 10 kami pun bs menjumpai toko yang menjual berbagai jenis merchandise mulai dari Kaos, kain, topi, gantungan kunci, perhiasan hingga ke pedang nya pahlawan Pattimura. silahkan dipilih yaaaah.....



Dalam Perjalanan menuju bandara Pattimura kami pun singgah disebuah tempat yang cukup ramai, terdapat banyak kios2 jajanan sepanjang jalanan pinggir pantai. yaah ini adalah Pantai Natsepa yang terkenal dengan jajanan legendaris Rujak Natsepa nya. Rujak Natsepa sudah ada sejak tahun 1800an lhoo dan pengemar awalnya adalah para tentara Portugis, hingga kini Rujak Natsepa pun menjadi wajib di coba apabila ke Kota Ambon.buah2an yang dijadikan rujak sebenarnya hampir sama dengan rujak buah pada umum nya, namun yang membedakan adalah bumbu rujak nya yang kental dengan sensasi kriuk kriuk kacang tanah yang diulek kasar, makannya pun di tepi pantai dengan pemandangan biru laut dan langit cerah ditemani es kelapa muda hahahahahaha ( jadi kepengen rujak natsepa lagi )


hooooaaammm sedih rasanya harus mengakhiri liburan yang berkesan ini, Pantai ora yang indah masih melekat kuat di ingatan namun kenyataan berkata lain, saya harus pulang ke Jakarta dengan mengunakan Batik Air penerbangan pukul 19.50 malam. dan berharap lain kali masih bisa berkunjung ke Maluku kembali.
Bagi teman-teman yang juga ingin berpetualangan ke Pantai Ora, Pulau Seram boleh nih ngajak2 saya yaaah atau bagi yang tidak ingin repot dengan urusan trip, sewa mobil, hotel dll saya rekomendasikan untuk mengikuti Kakaban trip, jadwal dan biaya nya bisa liat langsung di  web nya http://www.kakaban.co.id/



Mari Menabung lagi untuk trip selanjutnya, Labuhan Bajo Pulau Komodo dan Misool Raja ampat boleh mulai di rencanakan dari sekarang nih hiihihiihi ada yang mau joooin ?? yuuukkkkss kita explore Indonesia.... ! Indonesia Baguuus...!





















MOROTAI


 
Pernahkah anda mendengar tentang Morotai?, berkunjung Morotai adalah salah satu dari obsesi masa kecil saya, ingin melihat langsung lokasi pertempuran perang dunia kedua (1944) antara pasukan sekutu yang dipimpin oleh Jendral Mc Arthur dan pasukan  jepang dari divisi ke-32 angkatan darat kekaisaran jepang adalah salah satu hal yang membuat saya sangat ingin berkunjung ke pulau ini. begitu pentingnya Morotai bagi pasukan sekutu pada saat itu sampai Jendral Mc Arthur menempatkan sekitar 3000 pesawat tempur ke pulau ini.


Perjalanan ke Morotai saya tempuh melalui jalur laut dari Kota Tobelo menggunakan speed boat sewaan (karena kebetulan saya berangkat berangkat bersama-sama anggota team saya yang lain.) boat yang kami sewa memiliki kapasitas yang bisa menampung 15 orang dengan 3 mesin. sebagai catatan tarif sewa speed boat didaerah maluku utara tergantung dari berapa mesin yang digunakan oleh speed boat tersebut. apabila anda melakukan perjalanan hanya sendiri, bisa menggunakan boat sejenis dengan tarif sekitar Rp 50.000,- atau kapal ferry biasa
Untuk menuju Morotai juga bisa menggunakan pesawat dari Ternate



Pada saat berangkat kondisi laut sedang cerah, sehingga perjalanan hanya memakan waktu kurang dari 2 jam, di sepanjang jalan kami dihadapkan pada ombak yang tenang, air laut yang sangat jernih, dan gugusan pulau-pulau kecil yang sangat indah.

setibanya di Morotai kami menyewa sebuah angkot untuk berkeliling pulau, lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Air Kaca (salah satu tempat favorit Jendral Mc Arthur), perjalanan ke Air Kaca memakan waktu sekitar 20 menit, melewati monumen Trikora.




Dari Air Kaca kami menuju pangkalan Angkatan udara Morotai, menurut salah satu petugas di bandara yang kami temui, total landas pacu di lapangan udara tersebut adalah 9 landasan yang pada saat perang dunia kedua digunakan oleh sekitar 3000 pesawat sekutu.

Lokasi berikutnya yang kami kunjungi adalah museum perang dunia kedua, Museum ini memiliki koleksi peninggalan perang kedunia yang cukup lengkap, disini kita bisa meminta kepada penjaga museum untuk memutar film asli pada saat pendaratan pasukan sekutu di Morotai.
 
Selepas dari Museum perjalanan kami lanjutkan ke Monumen Nakamura, tercatat dalam sejarah bahwa Nakamura adalah prajurit jepang terlama yang pernah bersembunyi sejak perang dunia kedua, kurang lebih 32 tahun, keberadaanya baru diketahui oleh penduduk setempat setelah Nakamura kepergok berkeliaran mengambil bahan makanan dari kebun penduduk.


 Berikut sekilas tentang Morotai yang saya kutip dari Wikipedia:
Morotai merupakan salah satu pulau yang secara geografis terletak di kepulauan Maluku tepatnya di kabupaten Halmahera utara. mayoritas pend 
Merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Halmahera Utara, Kepulauan Maluku. Sebagian besar bentang pulau masih tertutup hutan lebat. Dataran Doroeba di barat daya Morotai adalah yang terbesar dari beberapa dataran rendah di pulau tersebut. Sebelum perang pecah, Morotai dihuni oleh 9.000 penduduk dan belum dikembangkan secara komersial. Pulau ini merupakan bagian dari Hindia Belanda dan diperintah oleh Belanda melalui Kesultanan Ternate. Jepang menduduki Morotai di awal tahun 1942 selama kampanye Hindia Belanda, tetapi tidak menempatkan pasukannya di Morotai atau pun mengembangkannya.
Pada awal tahun 1944, Morotai muncul sebagai wilayah yang penting bagi militer Jepang ketika mulai mengembangkan pulau-pulau di Halmahera sebagai titik fokus untuk mempertahankan pendekatan selatannya ke Filipina.Pada bulan Mei 1944, Divisi ke-32 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang tiba di Halmahera untuk mempertahankan pulau dan sembilan landasan udaranya.Divisi ini telah mengalami kerugian besar ketika konvoi yang membawanya dari China (konvoi Take Ichi) diserang oleh kapal selam AS.Dua batalyon dari Resimen Infanteri ke-32 Divisi ke-211 awalnya dikerahkan ke Morotai untuk mengembangkan sebuah landasan udara di Dataran Doroeba. Namun, kedua batalyon tersebut ditarik ke Halmahera pada pertengahan Juli, ketika landasan tersebut ditinggalkan karena masalah drainase. Pemecah kode Sekutu mendeteksi keberadaan Jepang di Halmahera dan pertahanan yang lemah di Morotai, dan meneruskan informasi ini kepada staf perencanaan yang relevan.
Pada bulan Juli 1944, Jenderal Douglas MacArthur, komandan South West Pacific Area, memilih Morotai sebagai lokasi untuk pangkalan udara dan fasilitas angkatan laut yang diperlukan untuk mendukung pembebasan Mindanao, yang rencananya akan berlangsung pada tanggal 15 November. Karena Morotai belum berkembang, Morotai lebih dipilih daripada Halmahera yang karena wilayahnya yang lebih besar dan posisi pulau yang lebih dapat dipertahankan secara signifikan dinilai terlalu sulit untuk diamankan.[6] Pendudukan Morotai ditetapkan sebagai Operasi Tradewind. Pendaratan dijadwalkan berlangsung pada tanggal 15 September 1944, hari yang sama dengan pendaratan Divisi Marinir ke-1 di Peleliu. Jadwal ini memungkinkan bagian utama dari Armada Pasifik Amerika Serikat untuk secara bersamaan melindungi operasi dari potensi serangan balik Jepang.
Ketika sedikit oposisi yang diharapkan, perencana Sekutu memutuskan untuk mendaratkan pasukan invasi berdekatan dengan lokasi lapangan udara di Dataran Doroeba. Dua pantai di pantai barat daya pulau dipilih sebagai lokasi pendaratan yang cocok, dan ditetapkan sebagai Pantai Merah dan Pantai Putih. Sekutu berencana menyerukan ketiga resimen infanteri dari Divisi ke-31 yang akan mendarat di pantai ini pada tanggal 15 September dan segera melakukan perjalanan darat untuk mengamankan dataran. Karena bentang alam Morotai yang tidak memiliki nilai militer, Sekutu tidak berniat untuk memajukan sarana di luar batas yang diperlukan untuk mempertahankan lapangan udara.Perencanaan pembangunan lapangan udara dan instalasi dasar lainnya juga dilakukan sebelum pendaratan, dan lokasi fasilitas militer sementara telah dipilih pada 15 September.
Sumber Wikipedia


Berikut beberapa foto keindahan Morotai (dari berbagai sumber)






Alternatif lokasi lain yang bisa dikunjungi didekat morotai









Ini adalah salah satu perjalanan dinas dengan route terpanjang yang pernah saya alami, penerbangan dari jakarta-Ternate (+transit memakan waktu sekitar 3 jam), dari bandara menuju pelabuhan menggunakan taksi (sekitar Rp 100.000,-) memakan waktu sekitar 20 menit, pelabuhan ternate menuju Sofifi (pelabuhan pulau Halmahera) sekitar 1.5 jam tergantung speedboat yang digunakan, sebagai catatan biaya sewa boat disini tergantung dari jumlah mesin yang digunakan pada speed tersebut, rata-rata ditiap speedboat ada 3 s/d 4 mesin.

selanjutnya dari sofifi menuju Tobelo memakan waktu 4 jam menggunakan travel yang bisa dibooking 1 mobil langsung atau  apabila anda sendirian atau hanya berdua sebaiknya anda menumpang travel bersama-sama dengan penumpang yang lain dengan biaya yang lebih murah.
jangan  bayangkan travel disini seperti travel dijawa, atau daerah lain, travel di Halmahera terdiri dari berbagai jenis mobil mulai dari avanza, kijang inova, yaris, Jazz hingga CRV.






Karena kebetulan kasus yang kami tangani kali ini lumayan besar, team pertama yang saya bawa sekitar 18 orang dari berbagai macam divisi. (team kedua menyusul kemudian sebanyak 14 personil).karena banyaknya anggota team, Di sofifi sendiri kami menyewa 4 mobil untuk perjalanan menuju Tobelo.
Team pemeriksaan pertama


Berbicara tentang wisata, perlu waktu yang cukup lama untuk mengeksplorasi tempat-tempat wisata yang di Halmahera utara (tobelo) saking banyaknya. namun karena jadwal pemeriksaan yang cukup padat, saya awalnya tidak terlalu antusias untuk mengunjungi seluruh tempat wisata di Tobelo.tapi hal tersebut berubah ketika suatu hari, seingat saya hari minggu ( saya lupa tanggalnya),saya duduk sambil ngopi didepan penginapan, tiba-tiba ada bule cewek mondar-mandir kebingungan, sekilas terdengar dia bertanya dalam bahasa indonesia yang kurang jelas sambil menunjukan gambar pada tabnya pada orang yang lewat. karena kasihan melihatnya mondar mandir, saya menghampiri bule tersebut dan menanyakan tujuannya, dan ternyata dia ingin pergi ke danau galela, namun tidak menemukan mobil atau ojek yang bersedia membawanya kesana, maklum jarak kota tobelo dengan danau galela sekitar 1.5 s/d 2 jam. spontan saya bilang kedia, bahwa saya bersedia mengantarkan dia karena saya juga belum pernah melihat danau galela, dan ternyata dia bersedia saya anterin, pada saat saya mengeluarkan mobil kantor yang selama pemeriksaan memang standby dihotel, 3 anggota team menyatakan pengen ikut juga, waduh, ne bule bisa jadi mengurungkan niatnya kalau dia sendiir ditemani oleh 4 cowok yang tidak dikenal didalam 1 mobil. pada saat saya menjelaskan bahwa teman saya juga pengen ikutan bule tersebut ternyata tidak keberatan, wah-wah.

Dalam perjalanan saya baru mengetahui bahwa dia ( lagi-lagi saya lupa namanya) berasal dari Perancis, dan tobelo adalah tujuan terahirnya setelah sebelumnya dia mengunjungi banyak daerah di sumatera, sulawesi dan terahir maluku, dan luar biasanya perjalanan itu dia lakukan sendirian. karena dia membawa tab dan kamera DSLR, dia bercerita sambil menunjukan foto-foto yang dia ambil selama perjalanan di indonesia.sayangnya karena terlalu mendadak dan buru-buru saya tidak sempat membawa kamera sendiri, gambar yang saya ambil hanya melalui HP Nokia Jadul yang sempat saya samber di hotel sedangkan sebagian besar gambar diambil menggunakan kamera si Bule yang oonya lagi saya lupa minta di Back Up ke Laptop setelah di hotel.

karena ceritanya hanya menemani maka tujuan tempat wisata kami mengikuti agenda si Bule, untuk foto2nya saya terpaksa sunting dari berbagai sumber di internet, tapi gpp lah, next time mudah2an 3 rekan saya yang lain masih menyimpan (pada saat menulis ini saya sudah tidak sekantor dengan mereka). berikut tempat-tempat wisata yang kami kunjungi.

Danau Galela

Danau ini cukup bersih, sayang kurang terawat, hampir seluruh permukaan danau dipenuhi Enceng Gondok, dibagian sebelah barat anda bisa menemukan beberapa restoran dipinggir danau yang menyajikan berbagai jenis ikan bakar



Goa Jepang

Letaknya searah dengan danau galela, dari jalan raya dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati kebun pala sekitar 10 menit, kami tidak jadi masuk kedalam goa, karena ternyata ada ular yang bertengger dilangit2 goa, jadi kami hanya mengambil gambar didepan goa, kalau ga salah saya masih menyimpan beberapa gambar yang saya simpan di HP Nokia, next akan saya upload 

Telaga Biru

Pantai Luari

Tanjung Kakara

Untuk tanjung Kakara kunjungan saya lakukan pada minggu berikutnya bersama-sama dengan teman-teman kantor cabang Tobelo. untuk menuju ketempat ini kita bisa menyewa perahu kecil yang banyak berada di pelabuhan Tobelo.










Pulau Dodola




Diving di Pulau Tagalaya




Pulau Kumo





Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home